SURABAYA: Badan Pusat Statistik Jawa Timur menilai Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus bekerja keras pada 3 bulan terakhir tahun ini untuk dapat merealisasikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5%.
Sampai dengan kuartal III/2012, laju pertumbuhan ekonomi (produk domestik regional bruto/PDRB) Jatim baru mencapai 7,22% (tahun kalender) dan 7,24% secara tahunan.
Kepala BPS Jawa Timur Irlan Indracahyo mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7,5% pada tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2012 minimum harus di atas 7,5%.
"Caranya gimana? effort pemerintah Jatim harus mendorong sektor industri supaya realisasi ekspornya bisa meningkat lagi pada sisa 3 bulan ke depan," katanya, Senin (5/11).
Dalam rangka menggenjot laju PDRB tersebut, jelasnya, pemerintah Jatim harus mendorong pertumbuhan sektor-sektor usaha yang memiliki nilai tambah besar seperti sektor industri, perdagangan, bangunan, dan angkutan. "Jangan sektor primer yang didorong karena nilai tambahnya kecil," ujarnya.
Irlan mengakui target pertumbuhan ekonomi 7,5% yang dipatok pemerintah Jatim tergolong ambisius tetapi tidak mustahil untuk dicapai jika action plan yang dilakukan tepat. "Ini pekerjaan berat, perkiraan kami hanya sekitar 7,3%-7,4% kecuali ada gebrakan luar biasa pada kuartal IV/2012 sehingga PDRB bisa naik sesuai target," jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, realisasi PDRB Jatim pada kuartal III/2012 tersebut sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia yang memerkirakan berada pada kisaran 7%-7,4%.
Deputi Direktur Bank Indonesia Surabaya Bambang Wijanarko pernah mengatakan kinerja PDRB Jatim selama ini tidak terlepas dari peran sektor UMKM yang mana kontribusinya mencapai 53,82% dari total PDRB Jatim. Bambang optimistis laju PDRB Jatim akan terus bertumbuh ke depannya seiring dengan ekspansi pembiayaan mikro yang dilakukan perbankan di wilayah Jatim.
Irlan melanjutkan realisasi PDRB pada kuartal III/2012 ditopang oleh tiga sektor utama yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian yang mana secara keseluruhan berkontribusi sebesar 72,98%.
Secara tahunan, semua sektor mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 10,03% dengan sumber pertumbuhan sebesar 3,22%. Adapun sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 6,35%, dan sektor pertanian tumbuh 4,19%.
Dari sisi pengeluaran, terangnya, struktur ekonomi Jatim masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masing-masing menyumbang 66,52% dan 52,40%.
Sementara itu, kontribusi pembentukan modal tetap bruto dan konsumsi pemerintah masing-masing 20,06% dan 6,99%. Adapun konsumsi lembaga swasta nirlaba memberikan kontribusi terendah yaitu 0,61%. "Kunci pertumbuhan ekonomi kuartal III Jatim adalah konsumsi rumah tangga dan ekspor," ujarnya.
Dengan laju pertumbuhan tersebut, kata Irlan, besaran PDRB Jatim atas dasar harga berlaku pada kuartal III/2012 mencapai Rp257,10 triliun sedangkan atas dasar harga konstan 2.000 sebesar Rp100,28 triliun.
Menurut Irlan, tingginya realisasi PDRB Jatim pada periode tersebut didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali sepanjang 9 bulan pertama tahun ini yaitu 3,55%.
"Selain itu, tingkat produksi industri Jatim juga tumbuh 17%, lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Ini mendorong nilai ekspor mulai meningkat pada Oktober," tuturnya. (Bsi)