SURABAYA: Penyaluran kredit bank umum di wilayah Jawa Timur per kuartal III/2012 tercatat mencapai Rp223,51 triliun, tumbuh 24,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp179,54 triliun.Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jatim per September 2012, porsi penyaluran kredit terbesar masih didominasi oleh bank pemerintah yang mencapai Rp116,17 triliun atau 52% dari total penyaluran kredit.Sementara itu, porsi penyaluran kredit bank swasta mencapai Rp94,18 triliun dan bank asing sebesar Rp13,16 triliun.Namun, dari sisi pertumbuhan, bank asing membukukan pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi yang mencapai 38,44% dibandingkan dengan pertumbuhan bank pemerintah dan bank swasta yangmasing-masing hanya 19,04% dan 29,44%.Adapun angka non performing loan (NPL) yang dicatatkan pada periode tersebut adalah 2,64% atau turun dari periode yang sama 2011 sebesar 3,47%. NPL tertinggi dicatatkan oleh bank pemerintah yaitu 3,37%, lalu bank asing sebesar 3,05%, dan NPL bank swasta sebesar 1,69%.Deputi Pemimpin Bank Indonesia Surabaya Bidang Pengawasan Perbankan Sarwanto mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit pada kisaran 20% tersebut masih sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia.
"Apalagi penyaluran kreditnya masih didominasi untuk modal kerja sehingga bagus untuk perekonomian karena digunakan untuk kegiatan produktif," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (31/10).Hingga akhir tahun ini, dia memerkirakan pertumbuhan kredit di Jawa Timur akan terjaga dalam kisaran 20%-26%. "Pertumbuhan kredit kan harus sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, jangan sampai pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi bikin ekonomi panas," jelasnya.Pada periode sembilan bulan pertama tersebut, kredit modal kerja di Jawa Timur tercatat mencapai Rp129,66 triliun atau tumbuh 21,79% dibandingkan dengan periode yang sama 2011 sebesar Rp106,46 triliun.
Adapun kredit investasi tercatat sebesar Rp31,21 triliun atau tumbuh 35,59% sedangkan kredit konsumsi tercatat sebesar Rp62,64 triliun atau 25,12%.Secara sektoral, penyaluran kredit di Jatim masih didominasi oleh sektor unggulan seperti industri pengolahan sebesar Rp62,68 triliun, perdagangan besar dan eceran sebesar Rp51,57 triliun, konstruksi sebesar Rp8,1 triliun, dan transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebesar Rp8 triliun.Dari sisi aset, total aset bank umum pada periode tersebut mencapai Rp342,66 triliun atau tumbuh 22,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp280,75 triliun. Jumlah aset terbesar diduduki oleh bank swasta sebesar Rp165,5 triliun, disusul oleh bank pemerintah dengan total aset Rp157,43 triliun, dan bank swasta dengan total asing Rp19,74 triliun.Total penghimpunan dana bank umum per September 2012 mencapai Rp273,66 triliun, naik 17,94% dibandingkan dengan periode yang sama 2011 sebesar Rp232,03 triliun.
Bank swasta membukukan perolehan dana terbesar yaitu Rp143,03 triliun, disusul bank pemerintah Rp115,06 triliun, dan bank asing Rp15,58 triliun.Lebih rendahnya pertumbuhan penghimpunan dibandingkan dengan pertumbuhan kredit tersebut menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) bank umum di Jatim tercatat sebesar 81,67% yang mana LDR tertinggi dicatatkan oleh bank pemerintah yang mencapai 100,96%, lalu bank asingsebesar 84,49%, dan bank swasta sebesar Rp65,85%. (bas)