Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TEHERAN: Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang kini menjabat ketua Gerakan Nonblok, pekan depan akan mengunjungi Azerbaijan dan Kuwait menghadiri forum-forum untuk meningkatkan kerja sama di Asia, kata kantor berita IRNA Sabtu (13/10).

Ia akan menghadiri satu KTT Organisasi Kerja Sama Ekonomi di Baku, Selasa, dan mengutarakan sikap-sikap Iran mengenai kerja sama dengan negara-negara anggota, kata kepala kantor urusan internasionalnya Mohammad Reza Forghani.

Organisasi itu beranggotakan Afghanistan, Azerbaijan, Iran, Kazakhstan, Kirghizstan, Pakistan, Tajikistan, Turki, Turkmenistan dan Uzbekistan.

Pada Rabu, Ahmadiejad akan menuju negara Teluk yang kaya minyak Kuwait untuk menghadiri KTT pertama Dialog Kerja Sama Asia--satu forum beanggtaan 31 negara yang didirikan tahun 2002 untuk meningkatkan kerja sama dan dialog.

Anggota-anggota dialog itu termasuk negara-negara Asia, serta Rusia, Iran dan enam anggota Dewan Kerja Sama Teluk yang Kuwait adalah anggotanya.

Ahmadinejad menurut rencana akan mengucapkan pidato di KTT itu "mengusulkan usaha-usaha memperkuat kerja sama di antara negara-negara Asia," kata IRNA mengutip pernyataan Forghani.

Pada September, Iran menjadi tuan rumah konferensi Gerakan Nonblok yang berangotaan 120 negara, melawan usaha-usaha Barat untuk mengucilkannya menyangkut kegiatan kegiatan nuklirnya yang kontroversial.

Tetapi Iran memiliki hubungan yang kurang baik dengan Azerbaijan dan Kuwait.

Ketegangan antara Iran dan Azerbaijan yang berpenduduk mayoritas Muslim tetapi sekuler meningkat tahun lalu, dengan serangkaian penahanan di Baku satu komplotan yang diduga punya hubungan dengan Teheran.

Pada Selasa, Azerbaijan memenjarakan 22 anggota kelompok garis keras Islam--semuanya warga Azerbaijan -- kerena bersekongkol untuk melancarkan serangan terhadap kedutaan-kedutaan Amerika Serikat dan Israel di bekas negara Sovyet itu bekerja sama dengan Iran.

Pada Mei, Kuwait menghukum penjara seumur hidup dua warga Iran, seorang Kuwait dan seorang yang tidak memiliki kewarganegaraan karena menjadi mata-mata Iran, yang memicu kecaman dari Teheran yang menuntut mereka dibebaskan. (Antara/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Administrator
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper