Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POLITIK TIMUR TENGAH: Pangeran Nayef wafat, Barat berduka

JAKARTA: Wafatnya Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Nayef Bin Abdulaziz As-Saud, di Jenewa, tidak hanya membuat rakyat negara penghasil minyak dan petro dolar itu bersedih. Tetapi pemimpin dunia barat yang berkepentingan besar terhadap Saudi

JAKARTA: Wafatnya Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Nayef Bin Abdulaziz As-Saud, di Jenewa, tidak hanya membuat rakyat negara penghasil minyak dan petro dolar itu bersedih. Tetapi pemimpin dunia barat yang berkepentingan besar terhadap Saudi juga ikut berbelasungkawa.

 

Presiden AS Barack Obama, misalnya, Sabtu (16/6), atas nama rakyat Amerika langsung menyatakan ikut berduka atas wafatnya Putra Mahkota Arab Saudi Nayef bin Abdulaziz as-Saud. Obama bahkan memuji peran pangeran itu dalam membangun keamanan di negerinya serta di wilayah tersebut.

 

"Saya sangat sedih saat mengetahui wafatnya Putra Mahkota Nayef bin Abdulaziz as-Saud dari Arab Saudi," kata Presiden AS itu di dalam satu pernyataan tertulis.

 

Menurut Obama, selama beberapa dasawarsa, Putra Mahkota Nayef menjadi Menteri Dalam Negeri dan mendedikasikan dirinya bagi keamanan Arab Saudi serta keamanan seluruh wilayah itu.

 

Obama sebagaimana dikutip Xinhua  mengatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, Amerika Serikat dan Arab Saudi mengembangkan kemitraan yang efektif dan kuat dalam memerangi terorisme, yang telah merenggut nyawa banyak warga Amerika dan Arab Saudi.

 

Presiden AS tersebut menyampaikan "belasungkawa terdalamnya" kepada Raja Abdullah, keluarga kerajaan dan rakyat Arab Saudi . Pangeran Nayef, yang telah lama sakit dan menjalani pengobatan di Swiss, meninggal di Jenewa pada Sabtu, dalam usia 78 tahun.

 

Dari  markas PBB di New York, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Sabtu (16/6), mengatakan ia "sedih saat mengetahui wafatnya hari ini Putra Mahkota Arab Saudi Nayef bin Abdulaziz as-Saud", yang juga adalah Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri di Kerajaan tersebut.

 

"Putra Mahkota Nayef mengabdikan hidupnya untuk meningkatkan keamanan Arab Saudi," kata Ban di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, AS, oleh juru bicaranya. "

 

Ia juga memberi sumbangan besar bagi pembentukan Pusat Kontra-Terorisme PBB di Arab Saudi baru-baru ini."

 

"Sekretaris Jenderal menyampaikan belasungkawanya kepada Khadamul Haramain, Raja Abdullah bin Abdulaziz as-Saud, dan kepada rakyat Arab Saudi," katanya.

 

Pangeran Nayef diangkat sebagai putra mahkota baru oleh Raja Arab Saudi Abdullah pada Oktober lalu, setelah wafatnya putra mahkota sebelumnya Sultan bin Abdulaziz as-Saud.

 

Tokoh Konservatif

Pangeran Nayef memiliki trac record sebagai politisi yang  konservatif, namun bertangan besi yang menentang pembaruan Raja Abdullah. Karena itu ia dipuji oleh negara-negara barat. Apalagi ia mengembangkan prasarana keamanan tangguh yang menggilas Al Qaida.

 

Semasa hidupnya Nayef dikenal luas sebagai salah satu tokoh sentral pertemuan rutin para mentri dalam negeri negara-negara Arab. Reputasi dan spesialisasinya dalam menindas rakyat dan memberangus hak-hak rakyat demi mempertahankan kekuasaan rezim Arab Saudi sangat dikenal oleh dunia internasional.

 

Selama masa jabatannya sebagai mentri dalam negeri Arab Saudi, Nayif telah menjebloskan ke dalam penjara lebih dari sepuluh ribu ulama, juru dakwah, mujahid, dosen dan mahasiswa meski mereka tidak melakukan tindak kejahatan apapun. Para tahanan tersebut ‘hanya’ mengkritik atau tidak menyetujui berbagai kebijakan pemerintah Arab Saudi yang zalim.

 

Para tahanan tersebut mendekam di penjara-penjara khusus departemen dalam negeri selama rentang waktu yang sangat panjang, tanpa proses peradilan yang fair, dan mendapatkan siksaan yang sangat biadab. Banyak di antara mereka meninggal, buta, lumpuh atau cacat akibat beratnya siksaan dan lamanya penahanan. Begitu lamanya masa penahanan mereka sehingga banyak di antara mereka berusia lebih dari 80 tahun.

 

Sejumlah situs yang kontra terhadap sepak terjang Pangeran Nayef mengungkapkan bahwa reputasi dan spesialisasi Nayef lainnya adalah bekerja sama secara aktif dengan FBI dan CIA dalam memburu dan memerangi mujahidin Arab Saudi, atas nama perang melawan terorisme.

 

Tidak hanya dalam negeri Arab Saudi, Nayef juga mendalangi pengirimian pesawat-pesawat militer Arab Saudi yang membombardir mujahidin Anshar Al-Sharia di propinsi Abyan, Yaman Selatan.

 

Pascaserangan 11 September 2011, Nayef menutup dan melarang yayasan-yayasan sosial Arab Saudi yang memberikan bantuan dana untuk orang-orang fakir, miskin, program pendidikan dan dakwah di negara-negara Afrika, Asia Tenggara, dan tempat-tempat lain yang membutuhkan bantuan.

 

Pangeran Nayef, Raja Abdullah dan Pangeran Salman termasuk di antara hampir 40 putra pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz ibn Saud --yang mendirikan kerajaan itu pada 1935.

 

Meninggalnya Pangeran Nayef berarti Raja Abdullah (89) harus mengajukan calon pewaris baru dalam waktu sembilan bulan.

 

Menteri Pertahanan Pangeran Salman (76) --yang dipandang sebagai orang yang mungkin jadi calon untuk melanjutkan pembaruan Raja Abdullah--  sebagai pangeran paling senior berikut dalam pergantian di Kerajaan itu.

 

Stasiun TV Arab Saudi, Al-Ikhbariyah, melaporkan bahwa Nayef meninggal saat menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Jenewa, Swiss. Al-Ikhbariyah juga melaporkan bahwa Nayef meninggalkan Arab Saudi sejak tanggal 26 Mei untuk pemeriksaan medis. Ia menjalani pemeriksaan dan perawatan medis di Cleveland, AS.

 

Setelah merasakan kesehatannya pulih, Nayef menjalani liburan di Aljazair. Ia kembali menjalani perawatan medis di Swiss pasca liburan. Akhirnya nyawanya tidak tertolong. Jenazahnya akan dishalatkan di Masjidil Haram setelah shalat Magrib pada hari Ahad (17/6/2012). (ANT/Xinhua-OANA/arrahmah.com/Bsi)

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : M. Noor Korompot

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper