Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RISIKO BENCANA: Dampak meningkat, kemiskinan ikut tinggi

JAKARTA: Risiko bencana saat ini terus meningkat, bahkan di Indonesia bencana dan kemiskinan ibarat lingkaran setan yang saling berpengaruh.

JAKARTA: Risiko bencana saat ini terus meningkat, bahkan di Indonesia bencana dan kemiskinan ibarat lingkaran setan yang saling berpengaruh.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana menyebabkan kemiskinan.

“Sebaliknya, kemiskinan meningkatkan bencana,” ujarnya, seperti keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin, 21 Mei 2012.

Sutopo mencontohkan kerugian ekonomi global akibat bencana rata-rata dalam 10 tahun terakhir sejak 2000 adalah US$110 miliar.

Namun, lanjutnya, pada 2011 ternyata terjadi peningkatan hampir dua kali lipatnya, yaitu lebih dari US$200 miliar, karena adanya tsunami di Jepang.

“Penanggulangan bencana menjadi urusan bersama, yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” jelasnya.

Dunia usaha atau sektor swasta dapat berperan dalam pengurangan risiko bencana (PRB), karena mereka penggerak utama dari pembangunan, inovasi, investasi, dan mempekerjakan banyak penduduk.

Sutopo menuturkan terdapat beberapa manfaat PRB dalam pembangunan, di antaranya jika setiap US$1 diinvestasikan untuk PRB, dapat mengurangi US$4 sampai dengan US$7 dari dampak bencana.

“Perusahaan-perusahaan yang buruk dalam praktek manajemen, ternyata risiko menderita 20 kali lipat lebih besar daripada perusahaan yang menerapkan PRB,” tuturnya.

Nilai kerugian per lokasi yang ditanggung akibat manajemen risiko yang buruk mencapai lebih US$3 juta, sedangkan kerugian bagi yang baik pengelolaannya hanya US$620.000.

Sutopo mencontohkan lagi di Karibia, biaya tambahan 1% dari seluruh nilai bangunan untuk PRB, seperti rumah tahan gempa, dapat mengurangi kerugian maksimum hingga sepertiganya.

Di Indonesia, belum banyak penelitian yang khusus untuk mengkuantifikasi manfaat PRB terhadap bencana, tapi manfaat itu dapat lebih besar daripada negara lainnya.

Misalnya, pembangunan waduk kecil di Bantul Yogyakarta dengan investasi Rp78 juta dan dikerjakan mandiri oleh masyarakat dapat mengubah daerah itu.

Semula daerahnya kekeringan setiap tahun, tapi kini masyarakat dapat menanam padi hingga 3 kali tanam, tidak pernah kekeringan, dan pendapatan ekonomi meningkat. (arh)

 

 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper