JAKARTA: Salah satu penyebab peningkatan jumlah kasus kanker paru-paru di Indonesia adalah sulitnya mendeteksi sel kanker pada stadium awal
"Para penderita biasanya mulai mengeluhkan gejala--gejala kanker paru- paru pada stadium lanjutan, yaitu pada saat mereka mulai sesak napas dan batuk darah," kata ahli onkologi paru dan pernapasan dokter Elisna Syaruddin di Jakarta, Kamis, 11 Mei 2012.
Dia menambahkan sel kanker paru- paru tidak seperti sel kanker lainnya, seperti sel kanker payudara dan mulut rahim atau serviks yang bisa dideteksi sejak stadium awal, sehingga risiko terjadi meningkat ke stadium lanjutan bisa diantisipasi.
"Sangat sulit mendeteksi sel kanker pada stadium awal karena biasanya masih tumbuh di luar sistem pernapasan atau perifer dan belum mengganggu saluran pernapasan," kata dia.
Menurut Elisna, faktor terbesar pemicu tumbuhnya sel kanker paru-paru adalah asap rokok. "Rata- rata penderita kanker paru- paru adalah perokok karena risikonya delapan kali lebih besar dari penderita yang bukan perokok," katanya.
Dia mengatakan setiap orang mempunyai risiko terkena kanker paru- paru, tetapi semua itu tergantung dari lingkungan dan gaya hidup si penderita.
"Walaupun penderita tidak merokok, jika dia terus-menerus menghirup asap rokok setiap hari atau sebagai perokok pasif, itu sangat berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker," katanya.
Menurut dia, pengecekan kesehatan rutin merupakan langkah antisipasi yang paling mungkin dilakukan untuk meminimalisasi berkembangnya sel kanker paru- paru.
"Orang Indonesia umumnya jarang check up. Mereka biasanya menganggap enteng jika terserang batuk- batuk ringan. Padahal bisa saja itu cikal bakal tumbuhnya sel kanker," katanya.
Hal itu senada dengan pernyataan Kepala klinik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Adityawati Ganggaiswari, M. Biomed bahwa hanya 10%-- 15% pertumbunan sel kanker paru- paru dipengaruhi oleh genetik, sementara sebesar 90%--95% disebabkan faktor lingkungan dan gaya hidup.
"Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan merokok merupakan faktor pemicu terbesar sel kanker tumbuh," katanya.
Dokter Adityawati menambahkan kanker paru- paru juga tidak mengenal kalangan tertentu.
"Selama orang itu merokok atau memiliki gaya hidup yang tidak sehat, potensi terkena kanker pun besar tidak peduli dia dari kalangan mana," kata Adityawati.
Dia berharap masyarakat sadar akan bahayanya merokok sehingga melakukan pengecekan rutin sejak dini untuk mengantisipasi risiko terkena kanker paru- paru.
"Pemerintah juga berperan penting dalam hal ini, percuma saja kita sudah menjalani gaya hidup sehat tetapi lingkungan masih penuh asap rokok ?kan? percuma?” katanya.(Antara/msb)
+ JANGAN LEWATKAN:
> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.com
> Ini 10 Artikel MOST READ Setahun Terakhir