BALIKPAPAN: Pemerintah Australia mendorong perusahaan asal negeri Kanguru tersebut untuk mengambil peluang investasi di Balikpapan, selain pada sektor pertambangan minyak dan gas yang selama ini sudah dilakukan guna mempererat kerja sama antara dua negara.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty mengatakan pihaknya sudah melihat potensi bisnis yang ada di Balikpapan dengan melakukan kunjungan kepada Walikota Balikpapan.
“Kedutaan akan membantu mendorong agar kerja sama dengan perusahaan lokal bisa lebih banyak lagi dilakukan,” ujarnya hari ini.
Peluang lain selain sektor pertambangan minyak dan gas yang bisa diambil oleh perusahaan Australia a.l. pariwisata, pendidikan, kesehatan dan pertanian.
Greg mencontohkan sektor pendidikan yang saat ini sudah digarap oleh Australia International School (AIS) Indonesia yang membuka kampus di Balikpapan. Dia mengungkapkan ini sebagai salah satu contoh kerja sama yang akan dilakukan perusahaan Australia di kota minyak.
Pihak kedutaan, ujar Greg, sudah melakukan komunikasi dengan Pemkot Balikpapan untuk mendapatkan informasi utuh mengenai peluang investasi tersebut. Harapannya, para pelaku usaha di Australia bisa memperhitungkan peluang bisnis lain yang bisa dijajaki.
Sebelumnya, Walikota Balikpapan Rizal effendi mengharapkan ada penerbangan langsung dari Balikpapan menuju Australia. "Atau setidaknya penerbangan yang hanya satu kali transit," papar Rizal.
Adanya penerbangan tersebut, akses dari dan menuju Australia melalui Balikpapan akan semakin terbuka. Akibatnya, biaya perjalanan akan berkurang sehingga bisa digunakan untuk kepentingan lain bagi para pelaku usaha tersebut.
Rizal juga berharap ada pertukaran informasi dan teknologi mengenai budidaya sapi. Konsumsi daging sapi yang meningkat, terutama pada hari besar keagamaan, menjadi salah satu alasan budidaya tersebut dilakukan.
Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Chaidar Chairulsyah mengatakan budidaya sapi yang ditawarkan oleh Pemkot Balikpapan merupakan peluang yang masih terbuka lebar. Hanya saja, fokus yang lebih ditekankan pada teknologi terutama pakan ternak sapi.
"Bukan tidak mungkin investasi tersebut ada. Namun, mungkin fokusnya pada teknologi pakannya," ujarnya.
Sementara itu rencana impor daging sapi, pihaknya masih menimbang mekanisme yang ada apakah melalui daging beku atau dalam keadaan hidup. Perlu ada kajian yang pasti mengingat waktu yang diperlukan untuk pendistribusian tersebut cukup lama. (sut)