JAKARTA: PT Delta Dunia Makmur Tbk meraih pertumbuhan overburden removal sebesar 14,33% pada sepanjang tahun lalu dibandingkan dengan periode 2010.
Ariani Vidya Sofjan, Direktur Delta Dunia, mengatakan pertumbuhan overburden removal (jumlah tanah yang digali untuk memperoleh batu bara) itu karena ditopang oleh investasi yang besar pada alat berat.
"Beberapa klien kami juga memperpanjang kontrak," ujarnya kepada Bisnis sore ini, Selasa, 17 Januari 2012.
Volume overburden removal pada 2011 mencapai 334,1 juta bank cubic meter (bcm) dibandingkan dengan 292,2 juta bcm.
Kontribusi dari overburden mencapai 80%-85% dari pendapatan konsolidasi Delta Dunia, perusahaan induk PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), kontraktor batu bara terbesar kedua di Indonesia dengan pangsa pasar 16,7% setelah PT Pamapersada Nusantara dengan pangsa pasar 32,2% pada 2009.
Pamapersada merupakan anak perusahaan PT United Tractors Tbk.
Pada tahun lalu, ujar Rani, perseroan memberikan indikasi volume overburden 340 juta bcm-350 juta bcm.
"Memang sedikit di bawah target. Hal itu karena tingginya curah hujan pada November-Desember 2011 dibandingkan dengan periode yang sama 2010."
Menurut dia, tingkat rain hours pada Desember 2011 naik 29% dibandingkan dengan rain hours pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Dengan tingginya intensitas dan frekuensi curah hujan, katanya, hal tersebut memengaruhi aktivitas penggalian batu bara.
Volume produksi batu bara Delta Dunia, yang dipimpin oleh Hagianto Kumala, mantan presiden direktur United Tractors, menurun tipis 0,85% menjadi 35,1 juta ton pada 2011 dibandingkan dengan 34,8 juta ton pada 2010.
"Produksi batu bara cenderung flat pada tahun lalu," katanya.
Penyebab dari produksi yang flat adalah adanya kenaikan strip ratio menjadi 9,6 kali pada 2011 dari 8,3 kali.
Strip ratio adalah rasio antara jumlah tanah yang digali dan batu bara yang diambil pada tambang batu bara terbuka.
Semakin tinggi strip ratio maka posisi tanah yang digali semakin banyak dan dalam.
Delta Dunia adalah perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki oleh Northstar Tambang Persada Ltd, yang dikendalikan oleh konsorsium TPG Capital, Government of Singapore Investment Corporation, China Investment Corporation, and Northstar Equity Partners. (LN)
