Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan devisa diincar untuk infrastruktur lintas batas

 

 

BADUNG: Konferensi Tingkat Tinggi Asean ke-19 memprioritaskan pembangunan infrastruktur lintas perbatasan dengan membidik cadangan devisa Asean+3 sebagai sumber pembiayaan.
 
Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan, menuturkan untuk menciptakan konektivitas Asean pada 2015, setidaknya dibutuhkan modal lebih dari US$10 miliar untuk mengembangkan infrastruktur lintas perbatasan. 
 
Oleh karena itu, otoritas terkait negara-negara Asean mulai mempertimbangkan besarnya cadangan devisa yang tersimpan di sejumlah bank sentral Asean plus China, Korea Selatan dan Jepang (Asean+3).
 
"Kami sadari banyak di antara bank-bank sentral di Asean, Asean+3 ini yang memiliki cadangan devisa luar biasa besar.  Lagi-lagi itu, bagaimana kami bisa membuat suatu mekanisme dan peluang agar cadangan devisa yang besar itu bisa menjadi sumber pembiayaan yang bisa
dimanfaatkan  untuk pembangunan infrastruktur," jelasnya di sela acara Asean Business and Investment Summit di Nusa Dua, Bali, hari ini.
 
Hal tersebut terkait pula dengan keberadaan Asean Infrastruktur Fund (AIF) yang akan dikelola bersama Bank Pembangunan Asia (ADB) mulai tahun depan. 
 
Untuk memenuhi kebutuhan dana infrastruktur tersebut tidak  bisa seluruhnya mengandalkan dana bersama Asean+3, karena dibutuhkan pula peran penjaminan pemerintah dan investasi swasta.
 
"Yang kami mau itu kan bisa dimanfaatkan dana bersama untuk [pendanaan] infrastruktur yang cross border sifatnya. Nilai [proyek] yang kami harapkan buat sampai 2015 bisa US$10 miliar lebih. Yang
dibiayai oleh fund bukan seluruhnya, hanya kontribusi dari keseluruhan," katanya.
 
Kebutuhan pembiayaan infrastruktur yang besar tersebut, lanjut Mahendra, akan coba dikaitkan dengan upaya pembentukan pasar obligasi Asean. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat basis pasar uang kawasan, yang menjadi tempat penerbitan obligasi oleh berbagai pihak di Asean.
 
"Kalau ada Asean bond market, secara keseluruhan itu [obligasi-obligasi yang diterbitkan pemerintah] bisa dipertukarkan dengan lebih lancar di antara negara-negara itu. Dengan demikian kedalaman dari kapital yang terlibat dalam bond market bisa lebih besar, yang kemudian pada gilirannya peluang bagi mereka yang ingin menerbitkan obligasinya bisa lebih besar," paparnya.
 
Menurutnya, di tengah perkembangan global saat ini, wacana pembentukan pasar modal Asean menjadi begitu penting manfaatnya bagi penguatan ekonomi kawasan. Sejauh ini, pembahasan mengenai itu masih berjalan di tingkat Menteri Keuangan Asean.
 
"Ini [Asean market obligation] mau dikaitkan dengan kebutuhan pembiayaan untuk infrastruktur karena dalam karakter di infrastruktur jangka panjang itu bisa dibiayai oleh  obligasi yang juga tenornya setara sehingga tidak mismatch, seperti yang sering terjadi kalau kita mengandalkan short term capital flow," tambahnya. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tusrisep
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper