Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa Malang desak nasionalisasi perusahaan asing

MALANG: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Malang dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang hari ini.Selain

MALANG: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Malang dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang hari ini.Selain berorasi dan mengusung poster bernada kecaman, mahasiswa juga membakar ban.Aksi sendiri di bawah pengawasan ketat aparat keamanan Polresta Malang.Koordinator lapangan aksi, Nirianto, mengatakan demo yang dilakukan tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember.Menurutnya, semangat 10 Nopember diharapkan bisa menjadi titik tolak awal untuk mengembalikan semangat perjuangan pahlawan."Secara tidak sadar negara kita masih terjajah secara besar-besaran oleh bangsa asing. Dimana aset negara yang seharusnya dipertahankan oleh pemerintah ternyata sekarang dikuasai dan dieksploitasi besar-besaran oleh pihak asing," kata ,Nirianto disela aksi hari ini.Hal itu, ujar dia, terlihat nyata pada PT. Freeport Internasional yang sudah 44 tahun dikuasai Amerika.Dan pada perkembangan lain, pertambangan energi juga sudah dikuasai perusahaan asing seperti Shell, Exxon Mobile, Petronas, Petro China, dan perusahaan asing lainnya."Penguasaan asing pada aset negara membuat kesenjangan pada perekonomian rakyat Indonesia. Rakyat di Papua misalnya hanya sekadar menjadi buruh."Karena itu, mahasiswa kata dia, menyerukan tegakkan kedaulatan NKRI, tolak intervensi asing, serta usir dan nasionalisasi seluruh perusahaan asing.Juru bicara aksi lainnya, Wafa, mengatakan masuknya investasi asing ke dalam negeri adalah suatu bentuk upaya pemerintah untuk mengembangkan iklim ekonomi, pendidikan, industri, dan lainnya."Pada kenyataannya yang menjadi kaya dari adanya investasi tersebut bukanlah masyarakat pribumi, melainkan para pengusaha. Masyarakat tetap saja hanya sebagai buruh," tambah dia.Untuk itu,  pihaknya mendesak agar pemerintah untuk segera merenegosiasi ulang PT. Freeport serta usut tuntas kasus korupsi. (K25/Bsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Mohammad Sofi'i

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper