SURABAYA: Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Timur menyambut positif atas diproduksinya urea bersubsidi warna pink oleh PT Petrokimia Gresik, guna mencegah penjualan sarana produksi pertanian itu pada jalur non-subsidi seharga Rp4.000/kg.
Dewan Ahli KTNA Jatim Nur Sucipto mengatakan para petani masih menghadapi ketergantungan terhadap pupuk kimia, khususnya jenis urea, untuk meningkatkan hasil panen tanaman pangan.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan permasalahan serius manakala pasok urea dengan harga subsidi Rp1.600/kg di tingkat agen mengalami kekurangan bertepatan berlangsungnya musim tanam padi.
Sementara para pedagang sering membuat ulah melalui penggantian kemasan urea bersubsidi dengan kemasan urea non-subsidi, sehingga bisa menjual dengan harga umum Rp4.000 per kg. Hal itu dilakukan di tengah tingginya tingkat kebutuhan atas urea, termasuk di sektor perkebunan.
"Bagus, jika Petrokimia Gresik memproduksi pupuk urea bersubsidi dengan warna pink, sehingga penjualannya tidak dapat diakali dengan mengganti ‘baju’ [kemasan] untuk meraup keuntungan tinggi," ujarnya kepada Bisnis hari ini.
PT Petrokimia Gresik memproduksi urea bersubsidi berwarna pink menggunakan jenis pewarna food grade, yang mulai didistribusikan pada awal Oktober tahun ini. Diharapkan sejak Januari 2012 seluruh urea bersubsidi yang beredar di pasaran sudah berwarna pink.
Nur Sucipto menilai pendistribusian urea pink mulai Oktober cukup tepat, karena petani di beberapa kabupaten di Jatim akan mulai tanam padi pada bulan tersebut.
"Petrokimia Gresik perlu meningkatkan sosialisasi kepada petani tentang urea berwarna pink itu, agar tidak dikira pupuk jenis lain," tuturnya. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :