JAKARTA: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kasus perselisihan antarkomunitas dan umat beragam diselesaikan dengan jernih dan menggunakan rujukan konstitusi yang berlaku.
Pandangan dari pemuka agama tetap diperlukan untuk jenis kasus yang terkait dengan akidah dalam berkeyakinan agar didapatkan solusi yang lebih terarah. Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara saat menghadiri perayaan tahun baru baru China dan Imlek nasional 2011 di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta, malam ini."Mari kita selesaikan dengan tepat, jernih, dan damai sesuai konstitusi, UU dan pranata lain. Jika masalah itu berkaitan dengan akidah agama, mari pulalah kita carikan solusi yang tepat, dengan mendengarkan pandangan dari pemuka agama," katanya.Menurut dia, masyarakat atau kelompok masyarakat yang terjebak dengan mudah melakukan kekerasan dan main hakim sendiri, sesungguhnya sama dengan mengingkari dan merusak nilai norma dan kaidah negara hukum yang demokratis.Negara hukum yang demokratis, lanjutnya, menjunjung tinggi multikulturalisme dan kerukunan umat beragama. "Mari tetap rukun dan bersatu dalam menghadapi tantangan yang kompleks untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia."Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengucapkan selama merayakan tahun baru China dan Imlek kepada masyarakat Khonghucu dan Tionghoa di Indonesia. Dia menambahkan dirinya atas nama negara dan pemerintah mengucapkan selamat sekaligus harapan perayaan Imlek tahun ini membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan.Secara khusus, Kepala Negara menyampaikan permintaan maaf dari Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono yang tidak bisa ikut hadir dalam perayaan sebagaiman biasa dilakukan dalam perayaan sebelumnya. Menurut dia, Ibu Ani tengah sakit setelah mendampingi dirinya melajukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur selama 4 hari 3 malam.(yn)