Kabar24.com, DENPASAR - Ketua Persatuan Pelaut Indonesia (KPI) Bali I Dewa Putu Susila menegaskan biaya awal agar bisa bekerja di kapal pesiar menghabiskan Rp5 juta lantaran biaya tiket maupun visa uang sudah ditanggung oleh perusahaan.
Menurutnya, anggaran Rp20 juta yang disiapkan Pemerintah Bali untuk memberangkatkan satu orang calon pekerja terlalu mahal, jika hanya digunakan untuk membiayai administrasi semata.
Adapun biaya Rp5 juta yang dimaksud meliputi paspor, buku pelaut, basic safety training (BST), dan crisis crowd management (CCM). Sementara, biaya medical check up, visa, dan akomodasi tidak dihitung lantaran akan dibayar saat sudah bekerja nanti.
"Mendingan kalau bicara bantuan ini, lebih terfokus pada orang yang berkompeten jangan begitu gak tepat sasaran nanti malah hambur-hamburkan uang," kata Putu, Kamis (18/1/2018).
Dia pun mengharapkan biaya Rp20 juta yang dianggarkan lebih banyak berfokus pada pelatihan kerja, sebab kesiapan sangat diperlukan.Dikhawatirkan, lantaran tidak nyaman menghadapi pekerjaan, pekerja tersebut malah memutuskan untuk berhenti dan kembali pulang ke Bali.
Menurut Putu pemerintah daerah seharusnya mulai menyokong pengangguran yang ada di Bali untuk bekerja di hotel-hotel maupun penginapan yang telah ada.
Baca Juga
"Mending diberikan training ke hotel-hotel baru diberangkatkan," katanya.