Bisnis.com, MANADO - Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) tengah giat menarik investasi baru untuk menyokong pertumbuhan ekonomi. Untuk pertama kalinya, provinsi berjuluk Tanah Seribu Pulau itu menggelar forum bisnis internasional selama dua hari di Ternate.
Kadis Perindag Provinsi Maluku Utara, Asrul Gailea, mengatakan forum bertajuk The 1st North Maluku International Business Forum 2017 itu rencananya bakal digelar rutin setiap tahun.
Pada gelaran perdana Minggu (16/4/2017) hingga Senin (17/4/2017), sejumlah pengusaha dari Malaysia, Australia, dan Yordania turut berpartisipasi. Forum diharapkan menjadi ajang promosi peluang bisnis di Maluku Utara kepada investor asing.
"Selain ekspos dan presentasi peluang bisnis, ada juga business matching dengan pengusaha dan investor dari luar Maluku Utara," ujar Asrul dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis.com, Senin (17/4/2017).
Panitia Pengarah The 1st North Maluku International Business Forum 2017, Muhammad Kasuba menerangkan, Maluku Utara memiliki potensi bisnis yang beragam, mulai dari perikanan, wisata, infrastruktur, jaringan komunikasi, pertanian kopra, hingga pertambangan.
Oleh karena itu, forum bisnis yang dilaksanakan pemerintah daerah diharapkan bisa menjadi ajang penjajakan bagi investor lokal maupun investor asing yang tertarik membenamkan modal di Malut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tren investasi di Malut tengah menggeliat. Sepanjang 2016, pertumbuhan investasi mencapai 8,55% dan memberi andil terhadap pertumbuhan ekonomi Malut sebesar 2,42%. Adapun, pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Malut pada 2016 mencapai 5,77%.
Tahun ini, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malut bisa mencapai 5,78% - 6,28% dengan kecenderungan bias ke atas. Laporan Kajian Ekonomi Regional yang dirilis BI, pemulihan sektor pertanian, peningkatan ekspor seiring dengan relaksasi ekpor mineral diperkirakan bakal menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Malut di samping tingkat konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan sektor pertumbuhan ekonomi Malut bakal ditopang sektor perdagangan besar dan eceran, sektor pertambangan, dan sektor industri pengolahan. Konstribusi masing-masing sektor terhadap PDRB Malut sepanjang 2016 mencapai 5,39%, 8,39%, dan 17,55%.