Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Filipina Rodrigo Duterte membatalkan rencana kunjungan ke Pulau Thitu, di Laut China Selatan, yang diklaim sebagai milik negeri itu.
Pembatalan rencana tersebut diputuskan setelah Duterte mendapatkan peringatan dari Beijing. Pekan lalu, Duterte mengumumkan akan mengibarkan bendera di Pulau Thitu dan membentengi wilayah itu.
“Karena persahabatan kami [China—Filipina] saya tidak jadi mengibarkan bendera di sana,” ujar Duterte seperti dilansir dari laman Reuters, Kamis (13/4/2017).
Dia menegaskan akan memperbaiki sikapnya untuk menjaga hubungan antara kedua negara. Kemungkinan dia hanya akan mengirimkan anaknya ke wilayah itu untuk memantau situasi di sana.
Seperti diketahui, China telah mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan. Nilai perdagangan yang melintas di kawasan itu ditaksir mencapai US$5 miliar tiap tahunnya.
Negara lain seperti Brunei Darusallam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim beberapa wilayah di sana. China telah memperingatkan Duterte bahwa akan tercipta “kondisi yang pelik” jika tiap kepala negara ingin mengibarkan benderanya di sana.
Baca Juga
Selama sepekan kemarin, Duterte juga melakukan kunjungan ke negara-negara Timur Tengah untuk membahas fasilitas perdagangan dan investasi. Pasalnya, kawasan itu menjadi sumber pendapatan Filipina melalui remitansi dengan nilai US$7,6 miliar tahun lalu.