Bisnis.com, JAKARTA – Ruihai International Logistics yang menjadi biang ledakan hebat di Binhai, Provinsi Tianjin, China ternyata memang bergerah di bidang angkutan dan pergudangan bahan-bahan kimia berbahaya dengan volume lebih dari 3.000 ton per hari.
Para petinggi perusahaan logistik Ruihai International Logistics saat ini tidak dapat tidur nyenyak, karena saat ini menjadi biang keladi ledakan hebat di kota pelabuhan Binhai, Provinsi Tianjin China, yang terjadi Rabu malam (12/8/2015).
Ledakan pertama ditengarai berasal dari sebuah kapal kargo dengan kekuatan sekitar 3 ton TNT, berdasarkan data China Earthquake Networks Center. Istilah TNT berasal dari kata Trinitrotoluena, yaitu sebuah bahan peledak.
Ledakan tersebut terjadi di area gudang Ruihai Logsitic yang memang memiliki layanan khusus menyimpan bahah kimia yang mudah terbakar.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ledakan pertama itu memicu ledakan yang lebih hebat lagi.
China Earthquake Networks Center menganalisis ledakan kedua berkekuatan 21 ton TNT. Jika dikonversikan guncangannya, maka ledakan itu setara dengan gempa bumi 2,9 skala richter.
Hampir pasti, gudang milik Ruihai Logistic luluh lantak karena ledakan bahan kimia yang disimpan di dalamnya.
Berdasarkan data di laman ruihailogistics.com, perusahan logistik tersebut mampu menangani lalu lintas bongkar muat bahan kimia yang mudah terbakar sebanyak 1 juta ton setahun.
-------------------
BACA JUGA
Ledakan di Binhai: 4.000 Mobil Hyundai & 1.000 Renault Jadi Besi Rongsokan
Ledakan di Tianjin China, Korban Tewas 17 Orang
--------------------
Dengan kata lain, rata-rata Ruihai Logistic menangani bongkar muat barang kimia berbahaya 83.333 ton per bulan.
Jika sebulan dihitung dengan 25 hari kerja, maka setiap harinya Ruihai Logistics menangani bongkar muat bahan kimia yang mudah meledak sebanyak 3.333 ton.
Dari hasil kegiatan bisnis tersebut, Ruihai Logistic mengklaim meraih omzet lebih dari 30 juta yuan setahun.
Jika kurs tengah yuan dikonversikan ke rupiah sebesar Rp2.150, maka omzet Ruihai Logistics setara dengan Rp64,5 miliar setahun.
Sebuah pendapatan yang terlalu kecil jika dikaitkan dengan kerugian masiv yang diakibatkan ledakan hebat yang terjadi Rabu malam lalu.
Selain merusak fasilitas umum, rumah, serta ribuan mobil, ledakan tersebut juga melumpuhkan kegiatan industri di sekitar ledakan dengan radius 2 kilometer.
Bayangkan, berapa kerugian yang harus ditanggung Ruihai Logistics. Apakah pemerintah China akan mengambil alih ganti rugi akibat ledakan tersebut?
Yang jelas, ledakan di gudang Ruihai Logistic tersebut membuat citra bisnis Provinsi Tianjin tercoreng.
Reputasi pelabuhan Binhai sebagai gerbang bisnis di China bagian utara melalui Provinsi Tianjin menjadi taruhan. Para investor akan bartanya-tanya mengenai jaminan kelangsungan bisnisnya di Tianjin.
Bayangkan, pabrik mobil Hyundai mengklaim 4.000 unit mobil yang diproduksinya rusak berat, sementara Renault mengklaim 1.000 mobilnya menjadi besi rongsokan.