Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja ekonomi Indonesia kuartal III/2023 di bawah ekspektasi. Realisasi pertumbuhan ekonomi hanya di angka 4,94 persen. Padahal, sebelumnya pemerintah cukup optimistis kinerja pertumbuhan ekonomi dapat terjaga di kisaran 5 persen.
Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memegang kekuasaan, pemerintah sebenarnya cukup agresif membangun infrastruktur untuk menghubungkan simpul-simpul ekonomi baik di Jawa maupun luar Jawa. Jalan tol, bandara, pelabuhan, kereta api hingga kawasan industri dibangun sebagai dasar untuk melompat lebih tinggi.
Namun demikian, pembangunan besar-besaran itu belum mampu mengerek ekonomi ke arah yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjebak di angka 5 persen. Tidak pernah mencapai 6 persen (year on year) apalagi 7 persen, angka yang sempat tercantum dalam target pada awal pemerintahannya dulu.
Tren stagnasi ekonomi ini bisa menjegal ambisi Indonesia naik kelas ke negara maju dan berpotensi terus menjebak Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah alias middle income trap country. Kalau itu terjadi, Indonesia akan semakin ketinggalan dengan jiran di kawasan Asia Tenggara lainnya, salah satunya Vietnam.
Vietnam adalah negara di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup impresif. Sekadar catatan, pada kuartal 3/2023, negara Paman Ho itu mampu tumbuh di angka 5,3 persen. Sementara jika melihat tren pertumbuhan tahunan, Vietnam jauh lebih baik dibandingkan dengan Indonesia.
Pada tahun 2015 misalnya, pertumbuhan ekonomi Vietnam jika mengacu data Bank Dunia, berada di angka 7 persen. Pada 2016 sempat melambat di angka 6,7 persen, namun naik lagi pada tahun 2017 menjadi 6,9 persen.
Baca Juga
Sejak saat itu, tren pertumbuhan ekonomi Vietnam berada di atas level 7 persen. Tahun 2018 mampu tumbuh di angka 7,5 persen dan tahun 2019 berhasil tumbuh di angka 7,4 persen.
Perlu dicatat, tahun 2018 dan 2019, dunia mengalami ketidakpastian. Pemicunya adalah kebijakan pemerintahan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengobarkan perang dagang alias trade war dengan China. Vietnam dapat momentum pengalihan investasi AS dari China.
Kendati demikian, ekonomi Vietnam sempat terpuruk ketika pandemi Covid-19 menerjang. Pada tahun 2020, ekonomi Vietnam hanya mampu tumbuh di angka 2,9 persen, turun lagi pada 2021 sebanyak 2,6 persen. Namun pada tahun 2022, seiring relaksasi kebijakan pandemi, pertumbuhan ekonomi Vietnam jauh lebih atraktif, tembus ke angka 8 persen.
Capaian ini lagi-lagi di atas Indonesia. Pada tahun 2022 lalu, pun sudah didukung oleh lonjakan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di angka 5,3 persen. Angka itu merupakan capaian paling tinggi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015-2022 hanya di kisaran 4,5-an persen. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang rata-ratanya mencapai 7 persen.