Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat China (RRC) Djauhari Oratmangun merespon kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2023 di Johannesburg Afrika Selatan pada Kamis (24/8/2023) mendatang.
Djauhari menyebut bahwa sejauh ini kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu adalah untuk memenuhi undangan sebagai tamu. Hal ini disampaikannya dalam menjawab isu China yang mengajak Indonesia untuk bergabung ke aliansi BRICS melalui KTT tersebut.
Dia melanjutkan apabila apapun pilihan dari Kepala Negara merupakan wewenang penuh dari pemerintah.
“Mengenai BRICS, saya kira itu kita serahkan kepada pertimbangan pemerintah ke depan seperti apa? Apalagi sekarang Presiden sedang berkunjung ke Afrika, dan mungkin hadir sebagai observer di KTT BRICS. Jadi, saya kira itu dalam proses pengambilan keputusan. Saya kira akan diputuskan pada masanya nanti,” tandas Djauhari saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Rabu (23/8/2023).
Sebelumnya, pihak Istana Kepresidenan memastikan bahwa kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2023 di Johannesburg Afrika Selatan adalah untuk memenuhi undangan sebagai tamu.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan Presiden Ke-7 RI itu diundang lantaran memiliki kapasitas sebagai pemegang keketuaan Asean.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Bey menegaskan hingga saat ini kehadiran Jokowi tidak memiliki kaitan dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS nantinya.
“Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN. Jadi kehadiran Bapak Presiden di KTT BRICS tidak ada kaitan sama sekali dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS,” ujar Bey kepada wartawan melalui pesan singkat, Rabu (23/8/2023).
Sebelumnya, Kepala Negara juga irit bicara ketika ditanyakan rumor Indonesia akan bergabung dalam aliansi dagang BRICS.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku belum menetapkan keputusan apakah Indonesia akan menjadi bagian dari aliansi yang diikuti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) itu bersama 12 negara lainnya itu.
"Nanti diputuskan," katanya usai meresmikan Indonesia Arena, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senin (7/8/2023).
Untuk diketahui, aliansi lima negara berkembang Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) dikabarkan akan menjadikan agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2023 di Afrika Selatan untuk mendapatkan lebih banyak anggota.
Dikutip melalui Bloomberg, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pun mengamini bahwa proses mendapatkan lebih banyak anggota ini pun dilakukan untuk meningkatkan bobot global dari aliansi tersebut, adapun dorongan tersebut diinisiasi oleh Presiden China Xi Jinping serta turut didukung oleh Rusia dan Afrika Selatan.
Kami ingin membuat BRICS sangat kuat secara politik, sangat kuat secara finansial,” katanya, Senin (21/8/2023).
Lebih lanjut, KTT tersebut juga dinilai dapat menjadi ekspansi pertama blok tersebut sejak Afrika Selatan menjadi anggota yang ditambahkan pada 2010. Adapun, daftar kandidat potensial yang paling tinggi untuk menjadi anggota baru saat ini adalah Indonesia dan Arab Saudi, serta Uni Emirat Arab (UEA), Aljazair, dan Mesir. Kendati demikian, India ingin prosesnya bertahap.