Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyambangi kantor Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) untuk menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Senin (10/7/2023) sore.
Hasto mengaku pertemuan rutin yang dilakukannya setiap 3 bulan sekali itu untuk menyampaikan pesan dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Ketum PDIP) Megawati Soekarnoputri.
“Saya ingin menyampaikan beberapa pesan dari Ibu Megawati Soekarnoputri kepada mensesneg. Jadi, ini memang rutin pertemuan rutin hampir 3 bulan sekali, saya ditugaskan bertemu Bapak Presiden kemudian juga pak Mensesneg,” ujarnya kepada wartawan di Kemensesneg, Senin (10/7/2023).
Dia mengamini bahwa pesan yang disampaikan oleh Presiden Ke-5 RI itu terkait dengan politik kebangsaan dan visi-misi seputar masa depan bangsa dan Negara.
Saat ditanya mengapa tak menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung, Hasto menjawab bahwa pertemuan dengan Pratikno merupakan tindaklanjut dari pertemuan sebelumnya pada Kamis (22/7/2023) saat bertemu dengan Kepala Negara untuk menyampaikan undangan terhadap Puncak Peringatan Bulan Bung Karno.
Di sisi lain, Hasto juga angkat bicara terkait dengan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung oleh partai berlogo moncong banteng putih itu.
Menurutnya, saat ini partai tersebut masih melakukan kajian hingga Agustus 2023.
“Juli dan Agustus adalah bulan penggodokan, sehingga kira-kira nanti September itu sudah dikomunikasikan dengan para Ketua Umum partai politik, juga dengan bapak Presiden Jokowi dan momentum yang tepat itu nanti akan ditetapkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri,” imbuhnya.
Dia mengaku bahwa dalam kajian itu masih ada 10 nama cawapres yang sebelumnya telah disebutkan dalam sela-sela Rakernas III PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).
Nama-nama itu antara lain Mahfud MD, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hingga Airlangga Hartarto.
“Ya, sekarang sedang dikerucutkan. Ini Juli-Agustus penggodokan sehingga ketika dilakukan kajian-kajian. Dari 10 nama itu tetap dilihat dari aspek leadershipnya, kemampuan teknokrasinya, kesesuaian visi dengan pak Ganjar Pranowo kemudian kinerjanya, personalitinya semua dilihat dengan baik. termasuk juga basis elektoralnya,” tuturnya.
Dia melanjutkan lantaran nama cawapres merupakan isu sensitif yang menyangkut hajat orang banyak nantinya, maka partainya akan melakukan pembahasan secara tertutup.
“Jadi, tunggu saja sampai nanti diumumkan karena etika kan harus dipegang. Semuanya yang sudah diusulkan oleh rakyat itu bagus,” imbuhnya.