Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi membahas penyelesaian proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) hingga transisi energi saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Hiroshima, Sabtu (20/5/2023).
Pada kunjungan kerja hari kedua di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 tersebut, Jokowi menyampaikan apresiasi atas undangan dari pemerintah Jepang untuk Indonesia.
“Terima kasih atas undangan KTT G7. Jepang adalah mitra penting dan strategis Indonesia. Saya sepakat untuk meningkatkan kemitraan kita agar lebih luas dan konkret,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden.
Dalam pertemuan bilateral itu, Presiden Jokowi membahas sejumlah hal terkait dengan peningkatan kemitraan kedua negara. Salah satunya terkait dengan kesepakatan kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
“Karena ini sudah berjalan lama. Penghapusan tarif produk tuna kaleng, perluasan bidang kerja PMI di sektor pariwisata dan industri, dan implementasi capacity building,” ujar Presiden.
Selain itu, Jokowi dan Kishida turut membahas perdagangan Indonesia-Jepang. Indonesia diketahui telah memberikan fleksibilitas bagi produk pertanian dari Fukushima. Oleh karena itu, Jokowi meminta Jepang lebih fleksibel terkait perluasan akses buah tropis Indonesia.
Baca Juga
Adapun terkait dengan investasi, Presiden Jokowi mengatakan diperlukan percepatan terkait dengan penyelesaian proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Indonesia. Presiden mengusulkan agar dilakukan penunjukan langsung kontraktor Jepang.
“Terkait pembangunan IKN [Ibu Kota Negara], saya menyambut baik penandatanganan 5 Nota Kesepahaman dengan JICA, JBIC, JCODE, JIBH dan UR,” ucap Presiden.
Hal lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait transisi energi. Presiden mendorong percepatan realisasi komitmen Jepang sebesar US$500 juta untuk teknologi rendah karbon dan percepatan penghentian PLTU.
Selain itu, juga terkait implementasi kesepakatan bisnis oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pupuk Indonesia, Pertamina, dengan mitra Jepang sebagai upaya mencapai net zero emission.