Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China atas undangan dari Presiden Xi Jinping.
Melansir dari Bloomberg, Minggu (12/2/2023), kunjungan tersebut menandakan penguatan hubungan antara kedua negara seiring meningkatnya ketegangan China dan Iran dengan Amerika Serikat (AS).
Dalam keterangan Kementerian Luar Negeri China, rencananya kunjungan tersebut akan berlangsung pada 14 hingga 16 Februari 2023. Meski demikian, tidak ada rincian lebih lanjut dan tidak ada informasi terkait isu yang akan dibahas oleh Ebrahim Raisi dan Xi Jinping.
Pada Desember 2022, China telah mengirim Wakil Perdana Menteri Hu Chunhua untuk bertemu Raisi di Teheran, Iran. Pertemuan tersebut saat itu dilihat sebagai tanda bahwa Beijing menjaga jarak saat negara Timur Tengah itu menghadapi kerusuhan yang meluas.
China merupakan mitra dagang penting bagi Iran karena menjadi satu-satunya pelanggan ekspor minyak yang dikenai sanksi berat oleh AS.
Tahun lalu, kedua negara meluncurkan fase implementasi perjanjian bilateral 25 tahun yang dirancang untuk memungkinkan investasi miliaran dolar di negara Teluk Persia, bagian dari upaya China untuk meningkatkan profilnya di kawasan kaya minyak itu.
Iran juga semakin membangun hubungan yang lebih dekat dengan Rusia, yang dianggap China sebagai mitra strategis. Teheran dan Moskow telah berupaya memperdalam hubungan untuk melawan tekanan dari AS dan sekutunya.
Sementara Kremlin menyangkal menggunakan peralatan Iran, Rusia justru semakin mengandalkan drone dari Teheran karena membakar cadangan rudalnya sendiri dalam serangan ke Ukraina.