Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi di zona euro diproyeksikan n turun untuk bulan kedua secara berturut-turut pada Desember 2022 menjadi 9,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut data awal yang diterbitkan oleh Eurostat, kantor statistik Uni Eropa (UE).
Melansir dari Antara, tingkat inflasi yang lebih rendah pada Desember terutama didorong oleh harga energi yang bergerak moderat dan aksi-aksi yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi rumah tangga dari kenaikan tagihan utilitas.
Inflasi zona euro berada di level 10,6 persen pada Oktober, level tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1997.
Lonjakan harga energi mereda secara signifikan pada Desember. Namun, Eurostat masih memperkirakan inflasi harga energi tahunan sebesar 25,7 persen, dibandingkan dengan 34,9 persen pada November. Inflasi harga pangan, alkohol, dan tembakau naik tipis menjadi 13,8 persen dari 13,6 persen pada satu bulan sebelumnya.
Tingkat inflasi inti, yang tidak termasuk kategori pangan dan energi yang lebih bergejolak, naik menjadi 5,2 persen dari 5 persen pada November.
Ekonom ING Bert Colijn mengatakan bahwa penurunan inflasi energi ini merupakan akibat dari pembatasan harga serta harga minyak dan gas alam yang lebih rendah.
Baca Juga
"Kemungkinan puncak inflasi sudah berada di belakang kita sekarang, tetapi yang jauh lebih relevan bagi ekonomi dan pembuat kebijakan adalah apakah inflasi secara struktural akan kembali ke level 2 persen dari sekarang," tulis Bert di blognya.
Dia menyatakan keprihatinan bahwa inflasi inti terus menunjukkan sedikit tanda mereda, menunjukkan peningkatan yang cukup besar baik untuk barang maupun jasa.
"Dua bulan ke depan akan menjadi krusial karena banyak bisnis biasanya mengubah harga pada awal tahun. Oleh karena itu kemungkinan inflasi inti akan naik lebih lanjut dari sekarang," ujarnya.