Bisnis.com, JAKARTA - China saat ini sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang mencetak rekor sejak puncak pada April lalu. Rekor tertinggi infeksi harian Covid-19 terjadi dan kota-kota di seluruh negeri menerapkan pembatasan untuk mengendalikan wabah. Ini merupakan bagian dari kebijakan Presiden Xi Jinping yang dikenal sebagai Nol-Covid.
Namun, di luar perhitungan. Niatnya untuk meminimalkan penularan penyakit yang disebabkan Virus Corona justru menimbulkan kontra dan demo besar-besaran di dalam negeri hingga berdampak kerusuhan.
Demo menolak kebijakan Nol-Covid juga datang dari warga China yang tinggal di luar negeri akibat kekecewaan di antara warga yang berbulan-bulan didera kebijakan Nol-Covid di negara itu.
Selain pembatasan aktivitas atau lockdown, hal lain yang diterapkan adalah pengujian massal virus berbasis polymerase chain reaction (PCR) tanpa henti, serta pembatasan perjalanan membuat banyak orang di seluruh negeri marah.
Pemerintah menyerukan agar lebih banyak penduduk tetap tinggal di rumah dan menunjukkan bukti tes Covid-19 negatif, tidak lebih dari 48 jam, untuk masuk ke gedung-gedung publik.
Pada Kamis (24/11/2022), warga tidak boleh masuk ke tempat publik seperti pusat perbelanjaan dan restoran dalam waktu 5 hari setelah tiba di kota, meskipun mereka masih dapat pergi ke kantor dan menggunakan transportasi.