Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kerap menyebut kondisi politik global saat ini menjadi titik balik untuk menentukan sistem pemerintahan terbaik antara demokrasi dan kediktatoran atau autokrasi.
Namun, hal itu disanggah Presiden China Xi Jinping yang menilai pembahasan soal sistem pemerintahan tidak tepat untuk memperbaiki kondisi global.
"Apa yang disebut narasi demokrasi versus otoritarianisme bukanlah alat yang menentukan dunia saat ini, apalagi mewakili tren zaman," kata Xi kepada Biden, menurut laporan media pemerintah China tentang pertemuan kedua pemimpin pada KTT G20 di Bali, dilansir dari ChannelNewsAsia, Selasa (15/11/2022).
Dilaporkan bahwa Xi Jinping menerapkan sistem satu partai bagi pemerintahannya di Partai Komunis China, dan menyebut itu bentuk demokrasi di China.
"Xi Jinping menunjukkan bahwa kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia adalah pengejaran bersama umat manusia, dan juga pengejaran konstan Partai Komunis China, Amerika Serikat memiliki demokrasi gaya Amerika. China memiliki demokrasi gaya China," kata laporan itu.
Sebaliknya, Xi menilai sistem kepemimpin Barat juga bisa disebut sebuah kediktatoran karena tidak memiliki peradilan yang independen, media yang bebas, atau hak pilih universal untuk jabatan nasional.
Kritik terhadap Xi dan partainya, Partai Komunis China disensor secara online, dan berisiko akan ditahan.
Pada tahun lalu, Biden mengumpulkan lebih dari 100 pemimpin dunia untuk pertemuan puncak virtual tentang topik tersebut.
"Apakah kita akan membiarkan kemerosotan hak dan demokrasi terus berlanjut? Atau akankah kita bersama-sama memiliki visi dan keberanian untuk sekali lagi memimpin pawai kemajuan manusia dan kebebasan manusia ke depan?," tanya Biden kepada pemimpin dunia.
Xi Jinping sebagai pemimpin China tidak diundang dalam pertemuan itu, dan pejabat China pada saat itu menyebut bahwa pertemuan itu memecah belah.
Institut Internasional untuk Bantuan Demokrasi dan Pemilu pada akhir 2021 menyatakan jumlah negara dengan sistem demokrasi kini terancam dan telah mencapai rekor tertinggi.
Sementara itu, Biden memuji hasil pemilu paruh waktu AS pada pekan lalu sebagai sebuah kemenangan bagi demokrasi AS.