Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow siap untuk melanjutkan pasokan gas ke Uni Eropa melalui jalur pipa Nord Stream 2 yang menuju Jerman di bawah Laut Baltik. Namun, tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Jerman.
Putin mengatakan bahwa salah satu dari dua jalur pipa tetap bertekanan, meskipun serangkaian putus bulan lalu yang menyebabkan kebocoran besar, dapat mengirim gas memuntahkan lepas pantai Denmark dan Swedia. Pipa Nord Stream 1 juga pecah oleh ledakan bawah laut yang kuat pada September 2022.
Para pejabat Barat mengaitkan insiden itu dengan "sabotase", tetapi menahan diri untuk tidak mengaitkan tanggung jawab atas ledakan itu. Sementara penyelidikan oleh pejabat Jerman, Denmark dan Swedia terus berlanjut.
"Jika pemeriksaan membuktikan tautan Nord Stream 2 aman untuk dioperasikan, Rusia siap menggunakan pipa untuk memompa gas ke Eropa, menambahkan kapasitasnya mencapai 27 miliar meter kubik (bcm) per tahun," ujar Putin saat berbicara di forum energi Moskow dikutip dari Aljazeera pada Kamis (13/10/2022)
Pipa Nord Stream 2 tidak pernah membawa gas alam ke Eropa karena Jerman mencegah aliran dimulai tepat sebelum Rusia melancarkan aksi militer di Ukraina pada 24 Februari 2022.
Putin juga mengulangi tuduhan sebelumnya bahwa Amerika Serikat kemungkinan berada di balik ledakan di jalur pipa Nord Stream. Namun, tudingan tersebut dilontarkan Putin tanpa memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.
Baca Juga
Kremlin juga melontarkan gagasan untuk menciptakan pusat gas alternatif Eropa melalui Turki.
“Tindakan sabotase Nord Stream 1 dan 2 adalah tindakan terorisme internasional yang bertujuan merusak keamanan energi di seluruh benua dengan memblokir pasokan energi murah,” kata Putin.
Dia menuduh bahwa AS ingin memaksa Eropa untuk beralih untuk mengimpor gas alam cair yang lebih mahal.
Pemerintah Jerman langsung menolak tawaran Putin untuk mengirim pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1 dan 2.
"Terlepas dari kemungkinan sabotase dari dua jaringan pipa, kami telah melihat bahwa Rusia tidak lagi pemasok energi yang dapat diandalkan, dan bahkan sebelum kerusakan pada Nord Stream 1, tidak ada lagi aliran gas," kata juru bicara pemerintah Jerman Christiane Hoffmann kepada wartawan di Berlin.
Sementara itu, Rusia masih memompa gas ke Eropa melalui Ukraina. Ledakan di jalur pipa Nord Stream telah memperburuk kekurangan energi akut yang dihadapi oleh 27 negara anggota Uni Eropa saat musim dingin di benua itu semakin dekat.