Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Ukraina mengirimkan pakar forensik untuk menggali 146 mayat dari situs pemakaman massal di Izium pada Senin (20/9/2022). Hal tersebut seakan mematahkan klaim pemerintah Rusia yang sebelumnya membantah telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Rusia secara tegas menampik tuduhan yang dilemparkan oleh Ukraina usai temuan ratusan makam massal di Izium. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menjelaskan bahwa pola tudingan tersebut merupakan kebohongan semata.
Disamping itu, setelah Rusia dilaporkan kehilangan kedudukannya atas beberapa wilayah di timur laut Ukraina, kini negara tersebut harus kembali kehilangan kendali penuh atas kota Luhanks.
Keberhasilan Ukraina merebut Luhanks jelas jadi alarm genting bagi Rusia mengingat kota tersebut merupakan salah satu tujuan invasi yang dilancarkan Rusia sejak 7 bulan invasi.
Dilansir dari The Guardian pada Selasa (20/2/2022) berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-209:
• Tim Forensik Lakukan Penggalian Pada Ratusan Makam di Izium
Pakar forensik Ukraina sejauh ini telah menggali 146 mayat di situs pemakaman massal dekat Izium di Ukraina timur.
Gubernur Kharkiv, Oleh Synehubov menjelaskan bahwa sebagian besar temuan mayat merupakan warga sipil. Ditemukan pula dua jasad anak-anak yang turut terkubur di dalamnya.
Menanggapi sorotan akan hal tersebut, pihak Kremlin Rusia telah membantah tuduhan bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di provinsi Kharkiv Ukraina.
• Ukraina Berhasil Rebut Luhansk
Ukraina telah merebut kembali sebuah desa yang dekat dengan kota timur Lysychansk, lewat kemenangan kecil tersebut.
Kini, Rusia tak lagi memiliki kendali penuh atas wilayah Luhansk yang merupakan salah satu tujuan perang utama Presiden Rusia Vladimir Putin. Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan angkatan bersenjata Ukraina mengendalikan penuh Bilohorivka.
“Selangkah demi selangkah, sentimeter demi sentimeter, kami akan membebaskan seluruh tanah kami dari penjajah.” jelas Haidai.
• Situasi d Luhansk Kian Tak Terkendali, Jaringan Internet Terputus
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai membeberkan bahwa para pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri dilaporkan mulai panik.
Terdapat banyak laporan mengenai regu penjambret yang menahan orang-orang di jalan dan memasukkan mereka ke dalam tentara, sementara komunikasi seluler dan internet telah macet untuk mencegah orang mengetahui tentang kemunduran militer Moskow.
• Simpatisan Rusia Ajukan Referendum Perebutan Wilayah
Pemimpin pemerintahan yang didukung Moskow di Donbas telah menyerukan referendum mendesak agar wilayah itu menjadi bagian dari Rusia.
Denis Pushilin, kepala pemerintahan separatis yang berbasis di Moskow di Donetsk, meminta sesama pemimpin separatis di Luhansk untuk menggabungkan upaya dalam mempersiapkan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
“Tindakan kami harus disinkronkan,” jelas Pushilin dalam sebuah video yang diposting ke media sosial pada Senin (20/9/2022).
• Zelensky Klaim Militer Rusia Ketar-Ketir Hadapi Serangan Ukraina
Laju kemajuan pasukan Ukraina di timur laut telah membuat pasukan Rusia menjadi panik, kata presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidato malamnya.
Secara lebih lanjut, Zelensky mengatakan dirinya kini hanya berfokus pada kecepatan serangan pasukan dan kecepatan memulihkan kehidupan normal di daerah-daerah yang dibebaskan.
• Rusia Kembali Sasar Serangan ke PLTN
Pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Pivdennoukrainsk di wilayah Mykolaiv selatan Ukraina pada Senin pagi (20/9/2022).
Diberitakan bahwa reaktor nuklir tersebut belum rusak dan masih berfungsi normal, jelas perusahaan nuklir negara Ukraina Energoatom.
Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi 300 meter dari reaktor dan telah merusak bangunan pembangkit listrik tak lama setelah tengah malam, kata Energoatom dalam sebuah pernyataan. Serangan itu juga merusak pembangkit listrik tenaga air dan saluran transmisi di dekatnya.
• Ukraina Laporkan 200 Tentara Rusia Gugur
Para pejabat Ukraina mengatakan 200 tentara Rusia tewas dalam serangan pada Minggu (18/9/2022) ketika sebuah rudal menghantam bekas halte bus tempat mereka bermarkas, di kota garis depan Svatove.
Menurut Institute for the Study of War, Rusia telah gagal mengirim bala bantuan. Sekarang di bawah tekanan dan rentan terhadap serangan balasan lebih lanjut, kata thinktank.
• Perang Terus Berlanjut, Invasi Rusia Ukraina Diprediksi Akan Sebabkan Kenaikan Harga Gandum
Invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan harga gandum jangka panjang naik 7 persen dan menaikkan emisi gas rumah kaca. Pernyataan tersebut berdasarkan pada sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Nature Food.
Untuk diketahui, sebelum invasi pecah, Rusia dan Ukraina bersama-sama mengekspor sekitar 28 persen dari pasokan gandum dunia.