Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyelesaikan kunjungan kenegaraannya ke Ukraina dan Rusia guna mendamaikan kedua negara tersebut. Namun, hingga saat ini invasi Rusia ke Ukraina tetap berlangsung.
Menanggapi fakta tersebut, politikus Yenny Wahid menganggap kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia tak bisa dianggap gagal. Menurutnya, ada pencapaian lain yang ingin diraih Jokowi selain konflik bersenjata.
Misi
— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) July 2, 2022
Misi kunjungan presiden @jokowi ke Ukraina-Rusia tidak bisa ditafsirkan gagal hanya karena Putin tetap melakukan serangan ke Ukraina. pic.twitter.com/kCl2uJGw9q
Putri Presiden ke-4 RI Abdurachman Wahid menyatakan bahwa banyak sasaran lain yang ingin dicapai oleh Presiden Jokowi selain menghentikan konflik bersenjata, yaitu mengamankan rantai pasok pangan dan energi.
“Nah Presiden @jokowi memperjuangkan agar pasokan gandum dari Ukraina bisa keluar ke pasar bebas termasuk ke Indonesia, agar tidak terjadi kenaikan harga bahan makanan seperti kasus minyak goreng,” jelas Yenny.
Berdasarkan data The Observatory of Economic Complexity (OEC) pada 2020, Ukraina jadi salah satu dari lima negara pengekspor gandum terbanyak di dunia. Di lain pihak, Indonesia juga berapa di urutan kelima sebagai negara pengimpor gandum terbanyak di dunia.
Selain gandum, Presiden Jokowi juga berupaya memperbaiki rantai pasok pupuk dari kedua negara. Menurut Yenny, nasib petani Indonesia juga bergantung pada pupuk impor. Pada 2020, menurut data OEC, Rusia menjadi negara pengekspor pupuk terbanyak di dunia.
Baca Juga : Bicara Dukungan untuk Indonesia, Putin Ingatkan Jasa Rusia Saat Terima Jokowi di Kremlin |
---|
Dengan fakta tersebut, Yenny menganggap misi Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia merupakan sebuah terobosan.
“Tidak banyak orang bisa diterima dua belah pihak [Ukraina dan Rusia], karenanya kita musti berbangga,” tutup Yenny.