Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan ilmu material (material science) Dow tengah melakukan sosialisasi ekonomi sirkular untuk mengatasi persoalan sampah di perkotaan.
Presiden Direktur Dow Indonesia Riswan Sipayung mengatakan, perusahaan menggandeng Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari) dan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi sampah di enam desa dalam kurun 1,5 tahun.
“Semarang dipilih karena merupakan salah satu penghasil sampah terbesar di Indonesia. Setiap harinya, Kota Semarang menghasilkan 1.270 ton sampah dan hanya 900 ton yang bisa dikirim ke tempat pembuangan akhir serta hanya sedikit yang kemudian didaur ulang,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (16/5/2022).
Lebih lanjut, dia mengatakan program ini antara lain diisi kegiatan edukasi pemilahan dan pengelolaan sampah yang menyasar 1.000 keluarga, dan meningkatkan kapasitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) dan bank sampah untuk menciptakan ekonomi sirkular.
Upaya ini diharapkan dapat memacu pengelolaan sampah rumah tangga dari 180 kg menjadi 360 kg per hari melalui kolaborasi dengan enam unit TPS3R di setiap desa.
Keenam TPS3R tersebut adalah TPS3R Resik Mandiri di Desa Sambiroto, TPS3R Kampung Pilah Sampah di Desa Mangkang Kulon, TPS3R Sendang Mulyo di Desa Sendang Mulyo, TPS3R Sido Rahayu di Desa Purwosari, TPS3R Polaman di Desa Polaman, dan TPS3R Gemah di Desa Gemah.
Baca Juga
Sekadar informasi, Pemkot Semarang telah meluncurkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah, seperti program kantong plastik berbayar untuk meminimalisir sampah plastik, jalur khusus untuk truk sampah, dan memasukkan pengolahan sampah ke dalam Proyek Energi Listrik kota di TPA Jatibarang.