Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRIN Buka Tujuh Skema Pendanaan Riset dan Inovasi

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Handoko mengatakan, bahwa sejak tahun 2021 telah dibuka tujuh skema pendanaan riset dan inovasi.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Handoko./Antara
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Handoko./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Handoko mengatakan, bahwa sejak tahun 2021 telah dibuka tujuh skema pendanaan riset dan inovasi.

Ketujuh skema itu adalah:

1. Flagship Prioritas Riset Nasional (PRN) BRIN tahun 2022-2024.

2. Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset.

3. Fasilitasi Hari Layar Tahun 2022 – 2024.

4. Pendanaan Riset Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19.

5. Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset

6. Pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi Tahun 2022 – 2024

7. Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan

Dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022), seluruh skema pendanaan dan fasilitasi yang ada tersebut tidak sekedar untuk membiayai kegiatan riset bagi periset yang ada di BRIN, namun juga dibuka dan bisa diakses oleh seluruh pihak secara kompetitif.

Salah satu skema yang telah dibuka dan telah selesai pelaksanaan seleksinya yaitu Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR). Penerima pendanaan pada gelombang I tahun 2022 berjumlah 9 PPBR.

Handoko mengatakan, skema pendanaan PPBR bertujuan untuk memberi dorongan berupa pemberian pendanaan hingga pembinaan terhadap PPBR, sebagai upaya pembentukan perusahaan pemula yang berkelanjutan.

Melalui skema ini, BRIN memberikan kesempatan terbuka kepada semua warga negara Indonesia untuk memanfaatkan dan mengomersialisasikan hasil-hasil riset BRIN.

“Ini merupakan kebanggaan bagi kami sebagai upaya memberikan peran aktif dalam memperkuat sendi ekonomi negara, sehingga publik menjadi semakin paham bahwa riset dan inovasi di Indonesia bukan hanya milik periset, tapi juga dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, dan memberi nilai tambah bagi komoditas ekonomi mikro,” ungkap Handoko.

Dikatakan, kolaborasi iptek dengan industri tidak hanya menguatkan sendi perkenomian dari dalam, namun juga akan menjadi etalase di mata dunia mengenai serapan produk riset terhadap pertumbuhan ekonomi dan geliat industri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper