Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIPS: Upaya Gratiskan Vaksin Booster Bisa Kurangi Hambatan Masyarakat

CIPS menilai upaya pemerintah menggratiskan biaya vaksin dosis ketiga atau vaksin booster bagi masyarakat adalah langkah yang berani.
Ilustrasi petugas mengambil vaksin dosis ketiga atau vaksin booster/Kemenkes RI
Ilustrasi petugas mengambil vaksin dosis ketiga atau vaksin booster/Kemenkes RI

Bisnis.com, JAKARTA — Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggratiskan biaya vaksin dosis ketiga atau vaksin booster bagi masyarakat adalah langkah yang berani.

Penyebabnya, Associate Researcher CIPS Andree Surianta mengatakan dengan menggratiskan vaksin booster, dapat mengurangi hambatan bagi masyarakat untuk menghindari upaya disuntik vaksin ke depannya.

“Skema gratis maupun bayar ada kelebihan dan kekurangannya, dengan semua gratis tentu mengurangi salah satu hambatan orang untuk divaksin, karena belum tentu semua mampu bayar untuk divaksin,” kata Andree kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).

Namun, Andree melanjutkan dampak negatif dari menggratiskan vaksin dosis ketiga adalah beban yang makin bertambah bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berpotensi membengkak.

“APBN bisa membengkak karena pemerintah harus menambah orderan untuk anak usia 6—11 tahun dan booster. Namun, saya menghargai usaha pemerintah memberikan [vaksin] booster gratis ini,” ujarnya.

Mengenai minat, dia melanjutkan tentu digratiskannya dosis ketiga mengartikan bagi yang berminat untuk divaksin, tetapi tidak mampu bayar menjadi tidak terhalang lagi.

Namun, Andree melanjutkan bahwa perlu diperhatikan bahwa ada orang-orang yang tetap menolak vaksin gratis karena termakan hoaks atau kurang paham soal vaksin ini.

“Untuk kelompok orang seperti ini ya jangankan booster, vaksin gratis pertama dan kedua pun mereka tidak mau. Jadi bagi kelompok seperti ini pendekatan komunikasi dan edukasi harus lebih digencarkan kembali,” katanya.

Sementara itu, Andree menilai Presiden Jokowi sudah tidak perlu untuk menjadi orang yang disuntik pertama vaksin dosis ketiga, sebab agenda tersebut dilakukan sebelumnya untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin aman.

“Sekarang saya rasa sebagian besar rakyat sudah divaksin dan sudah mengalami sendiri bahwa vaksin aman, jadi tidak terlalu perlu lagi upacara-upacara seperti ini, apalagi vaksinnya kebanyakan homologous (jenis yang sama), jadi tentu tidak perlu diyakinkan lagi,” tutur Andree.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper