Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PKB Undang JK dan Rizal Ramli, Ini yang Dibahas

JK tampil sebagai pembicara dalam halaqah atau diskusi sebagai rangkaian kegiatan menyambut 1 abad usia Nahdlatul Ulama (NU).
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla saat menjadi narasumber dalam diskusi (halaqah) jelang satu abad lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di kantor DPW PKB, Jakarta, Kamis (2/12/2021)./Antara
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla saat menjadi narasumber dalam diskusi (halaqah) jelang satu abad lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di kantor DPW PKB, Jakarta, Kamis (2/12/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengundang mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Menteri Ekonomi era Gus Dur, Rizal Ramli dalam halaqah atau diskusi bertajuk "Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyin" sebagai rangkaian kegiatan menyambut 1 abad usia Nahdlatul Ulama (NU).

Dikutip dari laman PKB, Jumat (3/11/2021), forum diskusi tahap pertama yang digelar di Kantor DPP PKB ini berfokus kepada persoalan ekonomi dengan menghadirkan mantan wakil presiden yang juga Mustasyar PBNU, Jusuf Kalla (JK) sebagai pembicara.

Selain JK, hadir pula sejumlah ekonom antara lain mantan Menteri Ekonomi era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, Direktur INFID Sugeng Bahagijo, dan Penulis Buku Nahdlatut Tujjar sekaligus Komisaris PT Pos Indonesia Adin Jauharuddin.

Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan bahwa halaqah ini digelar sebagai upaya untuk mengevaluasi 100 tahun usia NU, sekaligus momentum untuk melihat catatan sejarah dan ukiran prestasi NU selama 1 abad.

”Diskusi panjang kita gelar untuk mempersiapkan 100 tahun kedua NU karena PKB tidak bisa lepas dari kontribusi dan pemikiran serta ikhtiar kita untuk bersama-sama membawa Nahdlatul Ulama semakin bermanfaat dan punya peran bagi negara bangsa,” katanya. 

Sebagai partai yang dilahirkan oleh para ulama NU, sambungnya, PKB juga harus memikirkan masa depan NU.

”Kita lahir dan dibesarkan oleh NU. Kita harus berpikir 100 tahun yang kedua ini momentum strategis dan penting untuk memberikan masukan kepada muktamirin dan muktamirot yang akan menyelenggarakan perhelatan penting Muktamar di Lampung,” ungkapnya.

Selain untuk memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU, agenda Muktamar nantinya juga penting untuk merumuskan langkah-langkah NU kedepan. 

Gus Muhaimin pun menyampaikan terima kasih atas kehadiran JK dan para ekonom dalam diskusi tersebut. 

Sebagai wakil presiden dua kali yang juga sebagai pengusaha besar, kata Gus Muhaimin, sumbangsih pemikiran-pemikiran JK sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian dan kemajuan perekonomian warga NU.

Sementara itu, JK mengatakan bahwa umat Islam harus lebih banyak yang maju. Menurutnya, sebagai umat Islam mayoritas, warga Nahdliyin mssih sangat tertinggal, utamanya di bidang ekonomi.

“Sering saya katakan, kalau ada 10 orang kaya, itu hanya satu yang muslim, yang sekarang ini hanya Chairul Tanjung dari 10 orang kaya yang masuk daftar,” katanya.

Artinya, sambung JK, jika ada 100 orang miskin di Indonesia, 90 diantaranya adalah umat Islam. 

“Jadi bagaimana pincangnya ekonomi kita sehingga kepincangan ekonomi harus diakali dengan semangat entrepreneurship,” katanya.

JK menambahkan, ketertinggalan ekonomi umat Islam ini menjadi tugas bersama untuk memberikan perhatian dalam kemajuan umat Islam, khususnya warga Nahdliyin. 

Dia optimistis warga Nahdliyin juga bisa maju apabila kebijakan-kebijakan pemerintah mendukung. Sementara itu, Rizal Ramli berpesan kepada NU agar terus memperjuangkan kepentingan masyarakat.

“NU itu mobilnya rakyat. Saya selalu andaikan NU itu mobil 'pelat hitam', mobilnya rakyat," ujarnya.

Menurutnya, NU memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dimana mayoritasnya merupakan usaha umat Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper