Bisnis.com, JAKARTA — Pengembangan pemanfaatan energi nuklir menjadi keniscayaan sebagi salah satu upaya mencapai komitmen Indonesia Net Zero Emission pada 2060.
Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi salah satu solusi karena sumber energi baru terbarukan masih menemui banyak kendala.
“Kita hampir tidak mungkin mencapai target 23 persen bauran energi pada tahun 2025 hanya dengan mengandalkan energi baru terbarukan di luar PLTA [pembangkit listrik tenaga air],” katanya dalam sebuah diskusi virtual, dikutip dari YouTube BRIN Indonesia, Selasa (16/11/2021).
Lebih lanjut, teknologi energy storage berskala besar yang belum matang juga dinilai Handoko menjadi persoalan lainnya.
“Berangkat dari fakta tersebut, PLTN menjadi pilihan yang paling rasional,” imbuhnya.
Kemudian, untuk pengembangan PLTN, Kepala BRIN melihat para peneliti atau periset perlu mempertimbangkan kemutakhiran teknologi yang akan digunakan nantinya.
Setelahnya, sambung Handoko, para peneliti bisa mulai memikirkan detail selanjutnya seperti lokasi dan yang lainnya.
“Oke kita akan bangun PLTN, mau pakai teknologi saat ini atau masa depan, lalu kalau sudah lokasinya dimana, dan seterusnya,” katanya.
Menurutnya, para peneliti baik dari BRIN maupun dari akademisi harus berpacu dengan waktu untuk segera memutuskan hal tersebut.
Pasalnya, kebutuhan energi nasional akan terus meningkat sehingga harus diimbangi dengan sumber energi yang mencukupi tetapi ramah lingkungan.