Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait restorasi 600 ribu hektare mangrove tercapai pada 2024.
Jokowi telah menjadikan konservasi hutan mangrove sebagai salah satu solusi utama penanganan krisis iklim. Bahkan, membawa rencana restorasi 600 ribu hektare mangrove saat berbicara di forum COP26, Glasgow.
Koordinator Restorasi Pengelolaan Ekosistem Laut dan Pesisir Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Hery Daulay menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan negara dengan kawasan hutan mangrove yang sangat besar, mencakup sampai 25 persen dari seluruh mangrove di bumi.
Namun, saat ini lahan mangrove di Indonesia masih terus mengalami degradasi. Hal itu disebabkan oleh kegiatan manusia, termasuk ekspansi dan eksploitasi untuk pembukaan lahan tambang, pemukiman dan juga kegiatan manusia lainnya.
“Harus diberikan dispensasi, dicarikan mata pencaharian alternatif. Kita perlu melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat yang tinggal di pesisir atau dekat hutan mangrove, supaya tidak melakukan penebangan agar tidak dilakukan eksploitasi secara lebih lagi,” ujarnya lewat diskusi virtual bertajuk Mangrove, Solusi Hadapi Krisis Iklim, dikutip Kamis (4/11/2021).
Dia melanjutkan, dalam agenda konferensi iklim di Glasgow, Jokowi juga telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang ikut menyampaikan komitmen untuk membantu rehabilitasi hutan mangrove di Indonesia.
Baca Juga
“Pak Presiden menyampaikan perlunya dukungan internasional. Sudah banyak juga secara internal, antara kementerian dan lembaga yang dikomandoi Kemenkomarves, tentang bagaimana kita bisa menargetkan 600.000 hektare bisa direstorasi pada 2024. Kalaupun APBN tidak cukup, dan sudah ada banyak negara yang sudah dijajaki: Jepang, Korea, Norwegia, sudah ada hibahnya, semuanya tentang pengurangan gas emisi rumah kaca,” kata Hery.
Senior Manager Bidang Iklim dan Laut World Resources Institute (WRI), Arief Wijaya menyebut, mangrove dianggap sebagai salah satu solusi untuk menghadapi krisis iklim, dikarenakan kemampuannya untuk menangkap karbon.
Dikatakan, per hektare mangrove bisa menyimpan karbon bahkan lebih banyak daripada hutan tropis.
“Mangrove juga memiliki berbagai jenis manfaat bagi masyarakat. Mangrove bisa menyimpan karbon sampai 800-1200 ton, dan juga bisa memberikan perlindungan dari badai dan gelombang ekstrem, terutama untuk kota-kota yang ada di pesisir,” katanya.
Namun, Co-founder Carbon Ethics Jessica Novia menganggap target restorasi mangrove pemerintah sebanyak 600.000 hektare pada 2024 merupakan target ambisius. Bahkan, target ini masih di bawah jumlah mangrove yang rusak selama tiga puluh tahun terakhir, yaitu 900.000 hektare.
Alhasil, pencapaian target ini membutuhkan kolaborasi dengan berbagai sektor, mulai dari masyarakat lokal, pemerintah, sektor swasta.