Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lama Tidak Terlihat, Jack Ma Kembali Muncul di Hong Kong

Pendiri Alibaba, Jack Ma kembali muncul ke publik setelah sempat beberapa kali menghilang usai menyampaikan pidato mengkritik pemerintah China.
Jack Ma, yang kekayaan pribadinya mencapai US$55 miliar, menghilang dari pandangan publik selama hampir tiga bulan setelah komentarnya tentang aturan keuangan global. /Bloomberg
Jack Ma, yang kekayaan pribadinya mencapai US$55 miliar, menghilang dari pandangan publik selama hampir tiga bulan setelah komentarnya tentang aturan keuangan global. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Alibaba Group Jack Ma terlihat berada di Hong Kong dan telah bertemu dengan rekan bisnisnya dalam beberapa hari terakhir setelah lama tidak terlihat oleh publik sejak larangan peraturan menghantam kerajaan bisnisnya akhir 2020

Dikutip melalui The Straits Times, Rabu (13/10/2021) Miliarder China ini menghilang sejak dirinya menyampaikan pidato pada Oktober 2020 yang mengkritik pemerintah China dan memicu penangguhan IPO perusahaannya, Group Ant, senilai US$37 miliar.

Sejak saat itu, Jack Ma jarang muncul di hadapan publik. Dirinya pun hanya sempat muncul pada Januari 2021, saat berbicara dengan sejumlah guru melalui telepon video.

Pada Mei 2021, dirinya diketahui melakukan kunjungan ke kampus Alibaba di Hangzhou. Ma menghadiri acara tahunan Ali Day untuk staf dan keluarganya.

Kemudian pada 1 September 2021, beredar foto-foto Ma mengunjungi beberapa rumah kaca pertanian di provinsi Zhejiang timur yang merupakan rumah bagi Alibaba dan afiliasi fintechnya Ant dan menjadi viral di media sosial China.

Alibaba kemudian mengatakan akan menginvestasikan 100 miliar yuan atau setara dengan US$15,5 miliar pada 2025 untuk mendukung kemakmuran bersama. Alibaba menjadi raksasa perusahaan terbaru yang menjanjikan dukungan untuk inisiatif pembagian kekayaan yang didorong oleh Presiden China, Xi Jinping.

Alibaba dan perusahaan teknologi lainnya telah menjadi target tindakan keras regulasi yang luas terhadap berbagai masalah, mulai dari perilaku monopolistik hingga hak-hak konsumen. Raksasa e-commerce tersebut juga didenda rekor US$2,75 miliar pada bulan April karena pelanggaran monopoli.

Awal tahun ini, regulator juga memberlakukan restrukturisasi menyeluruh pada Ant Group yang gagal melakukan penawaran umum perdana senilai US$37 miliar di Hong Kong dan di Pasar STAR. Penawaran tersebut akan menjadi yang terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper