Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Berlanjut, Kasus Covid-19 Stagnan dan Target Tak Tercapai

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, bahwa dengan data yang ada banyak target yang belum terpenuhi.
rnPengendara melintas di jalur penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jakarta, Minggu (1/8/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi penyebaran virus corona di Ibu Kota mulai melandai. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir pada Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Linggarn
rnPengendara melintas di jalur penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jakarta, Minggu (1/8/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi penyebaran virus corona di Ibu Kota mulai melandai. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir pada Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Linggarn

Target Tak Tercapai

Di sisi lain, angka kematian akibat Covid-19 masih terus bertambah dan di bahkan menembus di atas 2.000 orang per hari. Pada 4 Agustus tercatat ada 1.747 kematian, pada 5 Agustus 1.739 kematian, pada 6 Agustus ada 1.636 kematian, 7 Agutus 1.588 kematian, 8 Agustus turun ke 1.498 kematian, 9 Agustus 1.475 kematian. Pada 10 Agustus kematian melonjak menjadi 2.048 orang sehari.

Padahal, PPKM diharapkan menurunkan penularan infeksi Virus Corona SARS-CoV-2 atau kasus positif Covid-19 yang akan berdampak pada penurunan kematian dan tingkat pemakaian tempat tidur (BOR) di suatu rumah sakit.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, bahwa dengan data yang ada banyak target yang belum terpenuhi.

Misalnya, positivity rate yang masih tinggi jauh di atas 5 persen, bahkan belum ada wilayah yang mencapai level 5 persen. Kemudian, angka kematian masih tinggi dengan keterbatasan sistem pelaporan dan deteksi.

Belum lagi keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) yang walaupun sudah turun tapi komposisi masyarakat yang ke RS kemungkinan hanya 15-20  persen sedangkan sisanya isolasi mandiri di rumah.

“Kalau dilonggarkan PPKM-nya, kasus kesakitan dan kematian berpotensi meningkat lagi karena kondisinya belum aman,” ujar Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Sebelumnya
Fakta di Lapangan
Halaman Selanjutnya
Saran untuk Pemerintah
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper