Bisnis.com, JAKARTA - Regulator Afrika Selatan telah menyetujui vaksin virus corona Sinovac Biotech Ltd., suntikan pertama yang dikembangkan oleh perusahaan China.
Dilansir Bloomberg, Minggu (4/7/2021), South African Health Products Regulatory Authority (SAHPRA) meloloskan kandidat CoronaVac dosis ganda yang dibuat oleh unit Ilmu Hayati Sinovac dengan persyaratan. SAHPRA dalam pernyataannya mengatakan itu termasuk hasil memuaskan dari studi yang sedang berlangsung dan pembaruan keamanan berkala.
Izin penggunaan itu memiliki persyaratan serupa dengan yang diberikan kepada produsen vaksin lain seperti Johnson & Johnson. Adapun Afrika Selatan minggu ini membuka peluncuran imunisasi untuk orang berusia 50 tahun ke atas.
Negara ini menghadapi gelombang ketiga yang parah karena varian delta yang lebih menular dari penyakit ini menyebar luas dan hanya sekitar 6 persen dari populasi nasional yang telah divaksinasi.
CoronaVac disarankan untuk orang berusia antara 18 dan 59 tahun dan memiliki umur simpan sementara dua tahun bila disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius (35,6-46,4 derajat Fahrenheit) dan terlindung dari cahaya.
SAHPRA juga mempertimbangkan laporan daftar penggunaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang vaksin dalam memberikan persetujuannya.
Baca Juga
Awal pekan ini Chief Executive Officer SAHPRA Boitumelo Semete-Makokotlela mengatakan regulator bergerak lebih cepat pada aplikasi penggunaan darurat untuk vaksin Sputnik V buatan Rusia setelah produsen menyerahkan data. Badan tersebut juga telah menerima aplikasi untuk vaksin Sinopharm yang dikembangkan oleh China.