Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transmisi Lokal Covid-19 Varian India Diduga Sudah Terjadi di Kudus

Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus.
Sejumlah pasien Covid-19 yang dijemput dari desa-desa tiba di rusun karantina bakalankrapyak Kudus, Jawa Tengah, Minggu (6/6/21). Sebanyak 90 pasien Covid-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah./Antararnrn
Sejumlah pasien Covid-19 yang dijemput dari desa-desa tiba di rusun karantina bakalankrapyak Kudus, Jawa Tengah, Minggu (6/6/21). Sebanyak 90 pasien Covid-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA -- Peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) menduga telah terjadi transmisi lokal penularan virus Corona (Covid-19) varian delta. Transmisi tersebut telah berimbas pada melonjaknya kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Adapun Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengeluarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes). Penelitian ini dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri. 

''UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus dan UGM juga memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS. Dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga. Dari total 37 sampel, 34 sampel telah keluar hasilnya dan yang tidak keluar hasilnya ada 3,'' kata Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM,  Gunadi, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (15/6/2021).

Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19. Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. 

"Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta," tegas Gunadi.

Dia  juga menambahkan hipotesanya dengan penelitian terbaru dari The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien. Semakin tua pasien Covid-19 maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut, terangnya. 

Lebih buruk lagi, masih dari The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien Covid-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami. Kemudian varian Delta ini bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua meskipun sudah divaksinasi dua dosis. 

''Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta,'' lanjut Gunadi.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM ini sendiri dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus. 

Menurut Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.

''Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,'' ungkap Gunadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Sumber : Kemenkes
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper