Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikritik Ekonom Soal Work From Bali, Ini Tanggapan Menko Luhut

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudistira sempat menyatakan program Work from Bali bukan kebijakan yang tepat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (27/12/2020). - Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu (27/12/2020). - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan heran dengan sejumlah ekonom yang mengkritik program Work From Bali (WFB) atau kerja dari Bali. Sebab, program itu bertujuan menolong perekonomian Bali yang terkontraksi 9,8 persen.

"Kadang saya enggak ngerti, ekonom-ekonom itu ya," kata Luhut saat ditemui Tempo usai acara Yayasan Del 20th di Sopo Del Tower, Jakarta Selatan, Senin (31/05/2021)

Menurut Luhut, program ini juga merupakan salah satu jenis stimulus yang diberikan pemerintah. "Bansos (bantuan sosial) juga lah, dalam bentuk lain, sehingga hotelnya bisa jalan, orang jadi kerja," kata dia.

Sebelumnya, rencana Work Form Bali ini disampaikan Luhut pertama kali pada 18 Mei 2921. Lewat program ini, beberapa PNS dari tujuh kementerian di bahwa nauangan Luhut akan ikut WFB. Sebanyak 16 hotel pun disiapkan untuk menampung para PNS di di kawasan The Nusa Dua, Bali.

Tapi, program ini dikritik Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudistira. “Ini bukan kebijakan yang pas. Pemerintah masih kesulitan untuk mengatur defisit APBN yang lebar, sehingga perjalanan dinas selayaknya dipangkas,” ujar Bhima dalam pesan tertulis kepada Tempo, Jumat (21/05/2021).

Adapun Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam menilai program PNS Work from Bali harus dijelaskan kepada publik secara terang benderang. Tujuannya untuk memastikan anggaran negara yang digunakan dalam program ini bisa dikelola secara akuntabel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper