Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan heran dengan sejumlah ekonom yang mengkritik program Work From Bali (WFB) atau kerja dari Bali. Sebab, program itu bertujuan menolong perekonomian Bali yang terkontraksi 9,8 persen.
"Kadang saya enggak ngerti, ekonom-ekonom itu ya," kata Luhut saat ditemui Tempo usai acara Yayasan Del 20th di Sopo Del Tower, Jakarta Selatan, Senin (31/05/2021)
Menurut Luhut, program ini juga merupakan salah satu jenis stimulus yang diberikan pemerintah. "Bansos (bantuan sosial) juga lah, dalam bentuk lain, sehingga hotelnya bisa jalan, orang jadi kerja," kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, rencana Work Form Bali ini disampaikan Luhut pertama kali pada 18 Mei 2921. Lewat program ini, beberapa PNS dari tujuh kementerian di bahwa nauangan Luhut akan ikut WFB. Sebanyak 16 hotel pun disiapkan untuk menampung para PNS di di kawasan The Nusa Dua, Bali.
Tapi, program ini dikritik Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudistira. “Ini bukan kebijakan yang pas. Pemerintah masih kesulitan untuk mengatur defisit APBN yang lebar, sehingga perjalanan dinas selayaknya dipangkas,” ujar Bhima dalam pesan tertulis kepada Tempo, Jumat (21/05/2021).
Adapun Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam menilai program PNS Work from Bali harus dijelaskan kepada publik secara terang benderang. Tujuannya untuk memastikan anggaran negara yang digunakan dalam program ini bisa dikelola secara akuntabel.