Bisnis.com, JAKARTA – Tesla Inc. membukukan keuntungan signifikan pada kuartal I/2021 berkat penjualan model 3S dan Ys di China dan investasinya di Bitcoin.
Sama seperti pabrikan mobil lainnya, Tesla juga terkena imbas dari kondisi kelangkaan cip sehingga membuat produksi Model S dan Model X menjadi tertunda. Tetapi tampaknya hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan ini.
Tesla mampu mengirimkan lebih dari setengah juta mobil pada 2020 dan dilaporkan telah mengirimkan 184.800 mobil ke seluruh dunia pada kuartal awal tahun ini.
Pada periode yang sama, perusahaan miliki Elon Musk ini mampu meraih pendapatan senilai US$10,4 miliar atau naik 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tak hanya itu, perusahaan ini juga membukukan profit senilai US$438 juta.
CEO Tesla Elon Musk berkomitmen untuk mempercepat produksi mobil dan mempertahankan dominasinya di pasar mobil listrik, tetapi kompetitor terus bergerak agresif.
Musk mengatakan permintaan terus tumbuh tetapi tanpa adanya produksi maka investor akan kecewa.
“Semuanya bagus, tetapi tidak banyak yang ditampilkan di berita dan itu bukan kabar gembira. Semuanya terjadi seperti yang diperkirakan orang-orang,” kata Managing Partner Loup Ventures Gene Munster, dikutip dari Bloomberg, Senin (27/4/2021).
Dari investasinya di Bitcoin, Tesla berhasil mencetak keuntungan US$101 juta pada kuartal awal tahun ini, setelah menjual kepemilikannya sebanyak 10 persen.
Chief Financial Officer Zachary Kirkhorn mengatakan Tesla memandang investasi Bitcoin sebagai upaya untuk menyimpan uang tunai sambil menjaga likuiditas, terutama ketika imbal hasil obligasi saat ini sangat rendah.
“Kami yakin Bitcoin memiliki prospek jangka panjang. Ini adalah niat kami untuk mempertahankan apa yang kami yakini memiliki prospek jangka panjang dan mengakumulasi Bitcoin dari transaksi pelanggan kami ketika membeli mobil,” katanya.