Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Menanjak, Thailand Pertimbangkan Restriksi Lebih Ketat

Otoritas lokal Bangkok menutup puluhan bisnis antara lain bioskop, pusat kebugaran, dan pusat konvensi selama 2 minggu ke depan sejak Senin hari ini.
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters
Suasana Bangkok, Thailand, pada 19 Juni 2020./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Thailand tengah mempertimbangkan kebijakan restriksi baru untuk menahan laju penularan Covid-19, setelah Bangkok memerintahkan sejumlah aktivitas bisnis ditutup pada Senin (26/4/2021).

Dilansir Bloomberg, Sekretaris Umum Keamanan Nasional Natthapol Nakpanich mengatakan Administrasi Covid-19 Thailand berencana merilis kebijakan restriksi baru secara nasional pada Rabu mendatang. Panel tersebut juga mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan restriksi yang sudah berlaku per Senin hari ini.

Kasus baru Covid-19 do Thailand menunjukkan peningkatan hampir dua kali lipat sejak awal April ini yang berkaitan erat dengan kasus penularan di tempat hiburan di Bangkok.

Per Sabtu (24/4/2021), Thailand membukukan peningkatan signifikan kasus baru secara harian sehingga mencapai 57.508.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Anutin Charnvikarul memperkirakan laju penularan Covid-19 bergerak ke level normal dalam 3-4 bulan mendatang. 

Otoritas lokal Bangkok menutup puluhan bisnis antara lain bioskop, pusat kebugaran, dan pusat konvensi selama 2 minggu ke depan sejak Senin hari ini. Sebaliknya, pusat perbelanjaan dan minimarket masih diperbolehkan beroperasi dengan waktu yang terbatas.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ekonomi dan Pembangunan Sosial Danucha Pichayanan menjelaskan pemerintah terus mengejar target untuk memberikan vaksin sebanyak 30 juta dosis sepanjang Juni-Agustus mendatang.

Hingga saat ini, Thailand bergantung pada pasokan vaksin dari Sinovac Biotech Ltd. dan AstraZeneca Plc’s untuk memvaksinasi pekerja publik. Pemerintah berencana memesan vaksin 50 persen lebih banyak menjadi 100 juta dosis pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper