Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Ekstrem Yogyakarta, Hujan Lebat Bahkan Disertai Butiran Es

Hujan lebat disertai dengan butiran es sebesar kelereng dan mengguyur kawasan Tugu Yogyakarta sejak pukul 13.10 WIB, Rabu (3/3/2021).
Ilustrasi/Antara-Muhammad Arif Pribadi
Ilustrasi/Antara-Muhammad Arif Pribadi

Bisnis.com, JAKARTA - Cuaca ekstrem terjadi di wilayah Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir. Hujan ekstrem yang bahkan disertai butiran es terjadi Kota Yogyakarta, Rabu (3/3/2021) siang.

Dilansir Harian Jogja, hujan lebat itu disertai dengan butiran es sebesar kelereng dan mengguyur kawasan Tugu Yogyakarta sejak pukul 13.10 WIB.  Berdasarkan penuturan warga, hujan lebat disertai es berlangsung cukup lama.

“Hujannya deras sekali disertai es sebesar kelereng kecil. Dari dalam rumah terdengar bunyi klothak-klothak di genting,” kata Maya, penduduk Jetis, Kota Yogyakarta.

Sebelumnya, hujan es terjadi di wilayah Bangunkerto, Turi, Sleman, Selasa (2/3/2021) dan wilayah Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (27/2/2021) sore.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena serupa masih akan terjadi hingga April mendatang. Kepala BMKG Stasiun Klimatologi DIY Reni Kraningtyas mengatakan hujan es merupakan fenomena alam biasa yang terjadi bersamaan dengan hujan lebat.

"Saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas atau atmosfer dan mengalami pendinginan," jelas Reni.

Menurut Reni, setelah terjadi kondensasi akan terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Lantaran kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level. "Freezing level ini terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar," katanya.

Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. "Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil," papar Reni.

Potensi hujan es masih akan terjadi hingga berakhirnya masa pancaroba sekitar April mendatang. Dia menghimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan es disertai petir dan angin kencang.

"Selalu memperhatikan perubahan cuaca dan update informasi cuaca dari BMKG DIY Stasiun Klimatologi Sleman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Budi Chayana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper