Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) meluncurkan Pendanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) untuk perguruan tinggi tahun 2021 sebesar Rp54,8 miliar.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyebut, pendanaan tersebut terbagi menjadi Rp35 miliar untuk total 246 judul skema multitahun (lanjutan) dan Rp19,8miliar untuk 472 judul skema monotahun.
Sepuluh perguruan tinggi penerima pendanaan pengabdian kepada masyarakat terbanyak adalah: Universitas Bosowa (Rp1.580.800.000), Universitas Udayana (Rp1.388.300.000), Universitas Tadulako (Rp1.003.000.000), Universitas Muhammadiyah Malang (Rp 977.900.00).
Kemudian, Universitas Halu Oleo (Rp.977.000.000), Universitaas Surabaya (Rp.912.500.000), Universitas Pendidikan Ganesha (Rp.891.900.000), Politeknik Pertanian Negeri Pangkanjene Kepulauan (Rp.890.000.000), Universitas Mahasaraswati Denpasar (Rp.880.000.000), dan Universitas Negeri Semarang (Rp.861.200.000).
Bambang menyampaikan, bahwa arah kebijakan riset 2021 dan seterusnya akan fokus pada upaya untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan ekonomi, yaitu hilirisasi dengan mendorong teknologi tepat guna, penciptaan nilai tambah terutama dari produk sumber daya alam, dan upaya berperan aktif dalam penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
“Diharapkan para peneliti dapat memperhatikan poin-poin tersebut agar hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dapat memberikan solusi atas permasalahan bangsa,” ujar Bambang, mengutip keterangan resmi Kemenristek, Senin (22/2/2021).
Baca Juga
Plt. Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan Ismunandar menambahkan, bahwa pengabdian diarahkan kepada sembilan bidang fokus, yaitu multidisiplin dan lintas sektor 0,4 persen sebanyak 3 judul, pertahanan dan keamanan 0,4 persen sebanyak 3 judul, transportasi 0,4 persen sebanyak 3 judul.
Rekayasa keteknikan 2,2 persen sebanyak 16 judul, kemaritiman 3,2 persen sebanyak 23 judul, energi 5 persen sebanyak 36 judul, kesehatan dan obat 8,9 persen sebanyak 64 judul, sosial humaniora, pendidikan seni dan budaya 37,3 persen sebanyak 268 judul, pangan dan pertanian 42,1persen sebanyak 302 judul.
“Apresiasi tinggi kepada perempuan karena presentase peranan perempuan dan laki laki sudah mulai berimbang yaitu 338 judul untuk perempuan dan 380 untuk laki laki,” jelas Ismunandar.
Lebih lanjut, Ismunandar menyebutkan penerimaan dan seleksi proposal PPM telah dilaksanakan pada 2020. Penerimaan proposal baru dikhususkan pada skema mono tahun yaitu Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus.
Penerima pendanaan ini merupakan hasil seleksi dari skema mono tahun dengan 13.362 proposal dan hanya 3 persen yang berhasil lolos pendanaan yaitu sebanyak 472 judul. Selanjutnya, untuk skema multi tahun (lanjutan) lolos sebanyak 246 judul yang merupakan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada akhir 2020.
“Pendanaan untuk PPM tersebut adalah upaya Kemenristek/BRIN untuk meningkatkan angka partisipasi dosen atau peneliti dalam melaksanakan PPM yang bermutu, meningkatkan kapasitas pengelolaan PPM di perguruan tinggi, dan mendorong perguruan tinggi dalam menopang daya saing bangsa dalam segala aspek,” ungkap Ismunandar.