Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sriwijaya SJ 182, KNKT: Diduga Tidak Meledak Sebelum Bentur Air

Sebaran puing-puing (wreckage) pesawat memiliki lebar 100 meter dan panjang 300 hingga 400 meter.
Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Minggu (10/1/2021)./Twitter@KANSAR_JKT
Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Minggu (10/1/2021)./Twitter@KANSAR_JKT

Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diperkirakan tidak meledak sebelum membentur permukaan air.

Indikasi itu diperoleh dari sebaran puing pesawat yang ditemukan sejauh ini.

Demikian laporan perkembangan investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (12/1/2021), menjelaskan data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel.

Disebutkan bahwa sebaran puing-puing (wreckage) pesawat memiliki lebar 100 meter dan panjang 300 hingga 400 meter.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," katanya.

Terkait upaya pencarian kotak hitam, yakni flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR), tim telah menangkap sinyal dari locator beacon.

"Dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah dilakukan perkiraan lokasi seluas 90 meter persegi. Sejak pagi hari ini, tim penyelam sudah mencari di lokasi yang sudah diperkirakan," katanya.

Soerjanto mengatakan proses investigasi masih terus berlangsung dan tim akan melakukan kegiatan antara lain melanjutkan pencarian kotak hitam, pengumpulan data pesawat dan awak pesawat, melakukan beberapa wawancara dengan pihak terkait, dan kegiatan lainnya.

Pada Minggu (10/1/2021), telah ditemukan titik jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Selain itu, KRI Rigel juga menangkap sinyal yang diduga sinyal kotak hitam SJ 182.

TNI bersama tim gabungan juga tengah menyiapkan rencana pengangkatan potongan besar pesawat dengan menggunakan kapal yang dilengkapi crane.

Sementara itu, tim SAR gabungan hingga hari ini telah menemukan sejumlah serpihan pesawat dan body part, yang selanjutnya akan dikumpulkan dan diserahkan kepada Tim DVI Polri dan KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

Tim SAR gabungan akan terus mengumpulkan potongan pesawat dan lainnya hingga proses pencarian dinyatakan selesai.

KNKT menggunakan Kapal Baruna Jaya IV telah merapat ke kapal KRI Rigel yang berada di titik lokasi jatuhnya pesawat, untuk melakukan pencarian kotak hitam pesawat, dengan menggunakan unit ping locater finder.

KNKT menyiapkan tiga unit ping locater finder dan alat pendeteksi objek di bawah laut yang ada pada Kapal Baruna Jaya IV miliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper