Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Anggap Remeh Isu Peretasan Siber oleh Rusia

Sebagai tanggapan, seorang anggota Kongres senior Parati Demokrat menuduh Trump mengkhianati keamanan nasional.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Bloomberg
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Tidak lama setelah Menlu AS Mike Pompeo menyalahkan Rusia atas peretasan besar-besaran terhadap sejumlah lembaga negara dan perusahaan swasta yang membuat Washington berusaha keras mengatasinya, Presiden Donald Trump malah mengecilkan isu tersebut.

Sebagai tanggapan, seorang anggota Kongres senior Parati Demokrat menuduh Trump mengkhianati keamanan nasional.

"Peretasan cyber jauh lebih hebat di media berita palsu daripada di kenyataan," cuit Trump seperti dikutip Minggu (20/12). Dia mengatakan telah diberi pengarahan penuh dan semuanya terkendali dengan baik.

Dia mengatakan Rusia selalu dicurigai media AS untuk sesuatu yang terjadi, padahal kemungkinan pelakunya bisa saja China. Peretasan tersebut menargetkan perangkat lunak yang dibuat oleh SolarWinds, sebuah perusahaan yang berbasis di Austin, Texas. Pada Jumat malam, berbicara dengan pembawa acara radio sayap kanan Mark Levin, Pompeo menyalahkan Rusia.

Sebelumnya, Pompeo jadi orang pemerintahan AS pertama yang berkomentar soal serangan siber besar-besaran yang landa lembaga pemerintah dan perusahaan swasta di AS saat Trump belum berkomentar.

Pompeo sangat yakin Rusia adalah dalang di balik serangan dunia maya paling parah yang terjadi di negara itu. Peretasan di AS sangat besar, sebab sekitar 18.000 organisasi terinfeksi kode berbahaya (malware) dari Maret hingga Juni 2020.

Pejabat Gedung Putih telah membuat rencana pada Jumat untuk merilis pernyataan yang secara langsung menyalahkan Rusia, sebelum tiba-tiba ditarik kembali karena alasan yang tidak jelas.

Kali ini bukan yang pertama Trump mengecilkan peran Rusia. Sebelumya, dia menolak mengakui ada campur tangan Moskow dalam pemilu 2016, meskipun ada temuan yang jelas dari badan intelijen AS.

Rusia membantah terlibat dalam serangan terbaru itu, tetapi beberapa pejabat yang masuk dan keluar dari pemerintah AS menuding Moskow, dan tidak ada di Beijing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper