Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menuduh China telah menyembunyikan sejauh mana penyebaran wabah Virus Corona, meminta penyelidikan internasional yang dipimpin WHO dilakukan secara "transparan dan inklusif" terkait asal-usul pandemi dan mengkritik beberapa persyaratan penyelidikan.
Pemerintahan Trump menuduh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "China-sentris" dan menjadi bonekanya, meski tudingan itu dibantah oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros mengungkapkan komposisi tim kemarin pada pertemuan menteri tahunan WHO. Disebutkan, bahwa mereka adalah individu yang sangat dihormati di negara mereka.
Anggota tim berasal dari Rusia, Australia, Sudan, Denmark, Belanda, Jerman, Jepang, Vietnam, Inggris dan Amerika Serikat, katanya.
Virus itu, yang dikenal sebagai SARS-CoV-2, diyakini muncul di pusat Kota Wuhan di China akhir tahun lalu dan kemungkinan berasal dari kelelawar di pasar hewan hidup.
Ilmuwan China sedang melakukan penelitian tentang asal-usulnya dan bagaimana virus itu berpindah antar spesies.
Baca Juga
Tim internasional yang dipimpin WHO yang dibentuk pada bulan September akan mengembangkan rencana untuk studi jangka panjang berdasarkan temuan China, menurut kerangka acuan yang diterbitkan seperti dikutip ChanneNewsAsia.com, Rabu (11/11/2020).
Garrett Grigsby, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, mengatakan kepada majelis WHO bahwa negara-negara anggota telah diberitahu tentang kerangka acuan penyelidikan beberapa hari yang lalu.
Persyaratan itu "tidak dinegosiasikan secara transparan dengan semua negara anggota WHO" dan "penyelidikan sendiri tampaknya tidak konsisten" dengan mandatnya, katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Memahami asal mula Covid-19 melalui investigasi yang transparan dan inklusif adalah hal yang harus dilakukan untuk memenuhi amanah,” kata Grigsby.
Inggris menyerukan untuk memprioritaskan penyelidikan dengan menyataka, "Kami berharap penyelidikan dan hasilnya didasarkan pada sains yang kuat."
Sedangkan Sun Yang, dari Komisi Kesehatan Nasional China, tidak menyebut penyelidikan tersebut dalam pidatonya, tetapi mengatakan bahwa China mendukung "peran kepemimpinan WHO yang berkelanjutan".
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn menyerukan "transparansi dan kerja sama penuh" selama fase penyelidikan.