Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

La Nina Sebabkan Curah Hujan Meningkat hingga 40 Persen

Awal Oktober 2020 BMKG, NOAA, JMA, dan BoM Australia telah memastikan terjadinya fenomena La Nina pada level moderate.
Angin kencang disertai hujan deras, petir dan pohon tumbang melanda Kota Bogor, Kamis (6/12)./Dok. BNPB
Angin kencang disertai hujan deras, petir dan pohon tumbang melanda Kota Bogor, Kamis (6/12)./Dok. BNPB

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia 20 persen hingga 40 persen di atas normalnya, bahkan bisa lebih.

Namun demikian, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

"Dengan adanya fenomena La Nina moderate ini diprediksi akan ada peningkatan curah hujan mulai bulan Oktober sampai November dan akan berdampak di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Sumatra. Oleh karena it saya mengajak bapak dan ibu semua untuk bersiap, karena ini sudah di depan mata," jelas Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Nasional Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Gempabumi-Tsunami Tahun 2020/2021 untuk Mewujudkan Zero Victims, Rabu (7/10/2020).

Dikatakan, pada awal Oktober 2020 BMKG, NOAA, JMA, dan BoM Australia telah memastikan terjadinya fenomena La Nina pada level moderate seiring dengan dimulainya awal musim hujan pada bulan Oktober - November. Hal ini berpotensi menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Sementara itu, untuk data kejadian gempa bumi, imbuh Dwikorita, berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG, sejak tahun 2017 telah terjadi trend peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia dalam jumlah maupun kekuatannya.

Kejadian gempa bumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11920 kali dan tahun 2019 sebanyak 11588 kejadian gempa.

Rapat itu diikuti Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Dirjen dari Kementerian Dalam Negeri, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kepala BPPT, juga Kepala BRG.

Selain itu, turut hadir Gubernur Jawa Timur, Gubernur Riau, Plt. Gubernur Aceh, serta Bupati di daerah yang berisiko mengalami bencana hidrometeorologi, gempabumi dan tsunami. Kegiatan ini juga diikuti oleh Balai Besar dan Unit Pelaksana Teknis Stasiun BMKG di seluruh Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper