Bisnis.com, JAKARTA - Batik ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 silam. Sejak saat itu, pemerintah Indonesia memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Batik Nasional.
Indonesia memiliki banyak ragam, corak, dan jenis batik. Sejumlah daerah pun memiliki sentra batik. Bukan hanya menjual batik, namun di tempat itu pengunjung bukan hanya bisa berbelanja batik namun juga belajar dan mengetahui cara pembuatannya.
Diolah dari berbagai sumber, berikut 8 sentra batik dengan beragam sejarahnya :
1. Kampoeng Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah
Kampoeng Batik Laweyan terdiri dari wilayah inti Kelurahan Laweyan, dan wilayah pengembangan meliputi kelurahan Bumi, Purwosari, Sondakan dan Pajang. Batik Laweyan sudah berkembang sebelum abad 15 masehi semasa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) di Keraton Pajang. Saat itu para pengrajin batik laweyan mengembangkan industri batik tulis dengan pewarna alami sehingga desa laweyan menjadi kawasan penghasil batik tertua di Indonesia.
Seiring dengan pengembangan teknik batik tulis ke teknik batik cap, industri batik laweyan mengalami masa puncak kejayaan pada era 1900-an semasa pergerakan Sarikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh KH Samanhudi. Sempat mengalami kemunduran pada era 1970-an karena mulai muncul teknik baru untuk membuat tekstil bermotif batik tanpa menggunakan lilin panas sebagai perintang warna namun menggunakan screen sablon, industri batik Laweyan bangkit kembali pada 25 September 2004
2. Kampung Batik Kauman, Solo, Jawa Tengah
Kampung Batik Kauman juga menjadi pusat batik tertua di Kota Solo. Menurut sejarah Kampung Batik Kauman dulunya adalah pemukiman kaum abdi dalem Keraton Kasunanan dengan mempertahankan tradisi dengan cara membatik. Dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik yang didasarkan pada pakem atau standar keraton. Bisa dikatakan motif batik Kauman lebih merepresentasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan.
Dalam perkembangannya, sampai sekarang Batik Kauman memiliki 3 jenis batik yaitu batik klasik dengan motif pakem (batik tulis) yang menjadi produk unggulan Kampung Batik Kauman, batik cap, dan batik kombinasi cap dan tulis. Terdapat lebih dari 30 industri batik di Kampung Batik Kauman.
3. Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta
Giriloyo adalah sebuah dusun di bawah kaki perbukitan Imogiri. Suatu bukit yang terkenal di daerah kawasan selatan Yogyakarta yang dikenal sebagai makan raja-raja kerajaan Mataram Islam. Giriloyo juga merupakan sentra dari pengrajin batik di Yogyakarta. Di desa ini pengunjung dapat berburu batik, ataupun belajar tentang proses batik aseli langsung dari para pengrajinnya.
Diperkirakan batik Giriloyo muncul sekitar abad ke 17 ketika sebagaian besar penduduk menjadi abdi dalem kraton Yogyakarta yang bertugas merawat makam raja-raja Yogya-Solo yang dibangun di atas perbukitan Imogiri. Dari situ terjadi interaksi antara kraton dan penduduk, kemudian beberapa tokoh dari kerabat kraton memberikan pekerjaan kepada masyarakat sekitar khususnya ibu-ibu sebagai buruh nyanthing batik.
Awalnya demikian sampai berabad-abad lamanya penduduk Giriloyo yang menekuni batik masih tetap menjadi buruh dan menjual batik setengah jadi ke juragan-juragan batik di pusat kota di sekitar Kraton Yogyakarta sampai turun-temurun. Saat ini ada belasan kelompok batik tulis di kampung Giriloyo dengan koleksi-koleksi batik yang menawan.
4. Batik Trusmi, Cirebon, Jawa Barat
Sejak lama, batik Trusmi menjadi ikon koleksi kain nasional. Selain batik Cirebon, Batik Trusmi menyediakan batik tulis, batik pesisir, dan batik khas keraton. Ada dua keraton yang sangat mempengaruhi motif batik keratin. yakni Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan. Beberapa motif yang mahal misalnya motif Paksinaga Liman, motif dengan nama kereta kencana milik Keraton Kasepuhan.
Motif Paksinaga Liman adalah gabungan tiga hewan, dan ini adalah lambang kekuatan Kerajaan Cirebon. Kehadiran Batik Trusmi tak lepas dari sosok Ki Gede Trusmi, pengikut setia pemimpin Islam di Cirebon, Sunan Gunung Jati. Ki Gede Trusmi kerap mengajarkan masyarakat seni membatik, selain ikut menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.
Batik-batik di Cirebon dipengaruhi aspek geografinya yang dekat pantai, serta keberadaan dua buah keraton. Maka batik Cirebon dikategorikan sebagai batik pesisir, juga kelompok batik keraton. Beragam motif yang dibuat oleh masyarakat Desa Trusmi antara lain Mega Mendung, Singa Payung, Gunung Giwur, Paksi Naga Liman, Banjar Balong, dan masih banyak lagi.
5. Kampung Batik Palbatu, Tebet, Jakarta Selatan
Industri batik Palbatu beroperasi sejak 2011. Kampung batik ini awalnya didirikan untuk melestarikan motif batik Betawi, namun kini menjadi tempat studio dimana penduduk dan wisatawan dapat belajar pembuatan batik. Rumah Batik Palbatu menghadirkan kain-kain batik dengan beragam corak dan warna, diantaranya adalah motif topeng betawi, motif kembang api dan motif burung gelatik buah rambutan.
6. Sentra Batik Madura, Bangkalan, Madura, Jawa Timur
Tepatnya di Kecamatan Tanjung Bumi, terdapat sentra kerajinan batik Telaga Biru. Desa wisata ini memang sudah menjadi tempat berkumpulnya pengrajin juga pedagang batik sejak puluhan tahun yang lalu. Batik yang berasal dari desa ini memiliki motif batik tulis pesisir yang terkenal dengan penggunaan warna-warna tajam seperti warna merah. Hal ini berbeda dengan jenis batik tulis pedalaman yang memiliki motif dan warna yang kalem dan sederhana. Letaknya yang terletak di pesisir pantai mewakili jiwa seni pengrajin batik pesisir yang terbuka dan berani dengan dunia luar.
Beberapa motif yang dimiliki seperti motif Rongterong, Ramo, Perkaper, dan Serat Kayu. Satu jenis batik yang menjadi andalan yakni jenis batik Gentongan. Nama batik Gentongan sendiri berasal dari kata Gentong atau sejenis tempat besar yang biasa digunakan untuk menampung air.
7. Desa Batik Girilayu, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah
Sentra pembatikan di Desa Girilayu sudah ada sejak zaman Mangkunegara I. Sejarahnya Girilayu merupakan salah satu desa pembatik keraton yang berpusat di Keraton Mangkunegaran. Motif batik Girilayu dipengaruhi gaya membatik khas Mangkunegaran baik teknik, bahan, pewarnaan, sampai pada motif yang digunakan. Pasar batik di Girilayu mencapai puncak keemasan pada tahun 1975 dimana saat itu jarit batik sangat digemari masyarakat.
Motif batik kuno girilayu antara lain truntum, Kencar-Kencar, Mahkota Raja, Kembang Kanthil, dan Wahyu Tumurun. Sementara motif kontemporer yakni motif durian dan manggis, dan monumen Tri Dharma.
8. Kampung Batik Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur
Sebelumnya dikenal sebagai kawasan Dolly, tempat ini sekarang berfungsi sebagai kampung batik populer untuk wisatawan di Surabaya. Daerah ini memiliki motif khas daun (daun) dan buah jarak. Kampung Batik Putat Jaya juga menawarkan workshop pembuatan batik, diskusi dan wisata produksi batik.