Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengangguran Jepang Naik ke Level Tertinggi dalam Tiga Tahun

Meskipun tingkat pengangguran meningkat selama dua bulan berturut-turut, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara besar lainnya selama pandemi Covid-19.
Pabrik Toyota di Jepang. /Toyota
Pabrik Toyota di Jepang. /Toyota

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat pengangguran di Jepang pada bulan Agustus 2020 meningkat ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Banyak orang kembali mencari pekerjaan di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg, Kementerian Dalam Negeri Jepang mencatat tingkat pengangguran naik menjadi 3 persen dari 2,9 persen pada bulan sebelumnya, level tertinggi sejak Mei 2017.

Meskipun tingkat pengangguran meningkat selama dua bulan berturut-turut, jumlah orang yang kehilangan pekerjaan jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara besar lainnya selama pandemi Covid-19.

Namun, pemulihan pasar tenaga kerja Jepang diperkirakan akan berlangsung lama, karena sentimen bisnis di usaha kecil yang cenderung padat karya masih tertekan.

Data pengangguran menunjukkan bahwa lebih dari 500.000 posisi telah hilang di sektor manufaktur dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan lebih dari 250,000 karyawan di hotel dan restoran mengalami PHK.

Ekonom BNP Paribas SA Azusa Kato mengatakan rendahnya pengangguran di Jepang sebagian besar berkat stimulus besar-besaran pemerintah untuk melindungi pasar tenaga kerja. Namun, tingkat pengangguran dapat terus meningkat karena lebih banyak orang kembali mencari pekerjaan.

“Perusahaan berusaha mempertahankan tenaga kerja, tetapi mereka tidak cukup percaya diri untuk mempekerjakan lebih banyak,” ungkap Kato, seperti dikutip Bloomberg.

Preseden hukum yang melindungi pekerja penuh waktu dan penyangga modal yang besar di neraca perusahaan telah membantu mencegah terjadinya lebih banyak PHK, bersamaan dengan pinjaman berbunga rendah dan stimulus dari pemerintah agar pekerja tetap digaji.

Akan tetapi, pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja sangat bergantung pada perkembangan pandemi Covid-19. Untuk produsen yang bergantung pada ekspor, peningkatan penyebaran virus di Eropa dan pasar utama lainnya mengaburkan prospek pendapatan.

Di dalam negeri, larangan turis internasional terus membebani hotel dan restoran, dengan tingkat tawaran pekerjaan baru turun 49 persen pada Agustus dibandingkan dengan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper