Bisnis.com, JAKARTA – Satgas Penanganan Covid-19 menyadari bahwa pelaksanaan 3T di Indonesia masih cukup sulit, terutama dari sisi tracing atau pelacakan.
Salah satu penyebabnya karena masyarakat sudah termakan stigma negatif dari kegiatan pelacakan ini.
Oleh karena itu, Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengimbau masyarakat agar tidak takut dan harus jujur ketika sedang ditelusuri kontak.
“Karena ketika kita berbohong kepada petugas medis, penularan virusnya tidak akan berhenti ke orang-orang sekitar. Jangan sampai ada pasien positif tidak diketahui, karena tidak jujur,” tegasnya pada konferensi pers, Rabu (30/9/2020).
Pelacakan, kata Dewi, akan menarik kejadian kontak dekat yang dialami seseorang mulai dari 14 hari sebelum dinyatakan positif Covid-19.
Oleh karena itu, masyarakat juga diimbau agar tidak melakukan kegiatan yang tidak penting. sehingga lebih mudah mengingat kejadian saat dilakukan pelacakan.
“Ke luar rumah hanya jika sangat perlu saja, jangan makan atau nongkrong di tempat makan, cafe, ini nanti mempersulit diri sendiri ketika harus dilakukan tracing kontak,” jelasnya.
Kemudian, dari sisi kejujuran, masyarakat yang tengah dilakukan pelacakan juga agar jujur bahwa sudah melakukan kontak dekat dengan pasien. Orang yang tanpa gejala bukan tidak mungkin menularkan ke orang lain.
“Sedihnya, kalau orang tanpa gejala menularkan ke orang lain, belum tentu yang tertular akan tanpa gejala juga. Bisa jadi pas imun tubuhnya rendah akibatnya malah bisa fatal,” imbuh Dewi.
Kemudian, apabila ternyata pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif, lakukan isolasi mandiri 14 hari baik dari tempat kerja maupun keluarga sampai hasil tes keluar dan dipastikan negatif Covid-19.
#IngatPesanIbu #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
