Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit China Melonjak, Dongkrak Pemulihan Ekonomi

Pemulihan pertumbuhan pembiayaan Negeri Tirai Bambu tersebut didorong oleh penerbitan surat utang pemerintah dan kebijakan pelonggaran lainnya untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen
Kantor pusat People's Bank of China di Beijing/ Bloomber - Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan pembiayaan China kembali menyentuh level tertinggi sejak Maret 2020.

Pemulihan pertumbuhan pembiayaan Negeri Tirai Bambu tersebut didorong oleh penerbitan surat utang pemerintah dan kebijakan pelonggaran lainnya untuk mendukung pemulihan ekonomi yang tertekan oleh pandemi virus corona (Covid-19).

Dilansir Bloomberg, Jumat (11/9/2020), Bank Sentral menyebutkan nilai pembiayaan China pada Agustus tercatat 3,58 triliun yuan atau setara US$524 miliar. Nilai ini naik dari realisasi bulan sebelumnya, yang senilai 1,7 triliun yuan dan lebih tinggi dari rerata pembiayaan yang senilai 2,59 triliun yuan.

Penyaluran pada bulan Agustus biasanya terjadi kenaikan dibandingkan dengan Juli.

Ekonomi China mulai pulih setelah dihantam pandemi dan penyebaran virus corona saat ini cukup terkendali. Bank Sentral China telah mencoba untuk menjaga kecukupan likuiditas dan penjualan obligasi pemerintah untuk mendanai stimulus fiskal. Stimulus ini dibutuhkan untuk mendongkrak penyaluran pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi.

"Penyaluran pembiayaan diprediksi tetap kuat pada September dan Oktober yang didorong oleh mandat penerbitan obligasi pemerintah yang cukup besar," ujar Lu Ting, Kepala Ekonom Nomura Holdings Inc.

Lembaga jasa keuangan tercatat memberikan kredit baru senilai 1,28 triliun yuan pada bulan kedelapan, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi senilai 1,25 triliun yuan.

Penyaluran kredit jangka menengah dan jangka panjang ke sektor rumah tangga dan perusahaan nonfinansial tetap kuat, tetapi secara keseluruhan pertumbuhan kredit tertekan kontraksi di segmen pembiayaan jangka pendek ke korporasi.

Ekonom Bloomberg David Qu mengatakan pembiayaan agregat menunjukkan tekanan dalam pendanaan mulai mereda, yang terlihat dari perusahaan-perusahaan banyak mencari pendanaan melalui pinjaman dan obligasi.

"Hal ini menghilangkan beberapa tekanan dari Bank Rakyat China untuk melonggarkan kebijakan, tetapi tidak cukup untuk mengubah pendiriannya dari pelonggaran tambahan," kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper